Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Karim Raslan
Pengamat ASEAN

Karim Raslan adalah kolumnis dan pengamat ASEAN. Dia telah menulis berbagai topik sejak 20 tahun silam. Kolomnya  CERITALAH, sudah dibukukan dalam "Ceritalah Malaysia" dan "Ceritalah Indonesia". Kini, kolom barunya CERITALAH ASEAN, akan terbit di Kompas.com setiap Kamis. Sebuah seri perjalanannya di Asia Tenggara mengeksplorasi topik yang lebih dari tema politik, mulai film, hiburan, gayahidup melalui esai khas Ceritalah. Ikuti Twitter dan Instagramnya di @fromKMR

Antara Jakarta-Kuala Lumpur, Mengambil Contoh dari Transjakarta

Kompas.com - 28/11/2018, 18:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

RAMPING, mewah, mahal. Mass Rapid Transportation (MRT) di Kuala Lumpur (sepanjang 51 kilometer jalur Sungai Buloh-Kajang) merupakan rancangan kereta yang mengagumkan.

Stasiun-stasiunnya di atas permukaan tanah membayangi keseluruhan pemandangan layaknya sebuah pesawat luar angkasa. Namun, proyek senilai 4,7 miliar dollar AS ini mengundang banyak kecaman.

Selain karena desainnya yang terlalu mewah tapi serba tidak selaras, banyak stasiunnya menghubungkan kawasan elit seperti Damansara Height dan Taman Tun Dr. Ismail yang warganya justru jarang berkereta.

Sebaliknya, transportasi umum di Jakarta jauh dari kesan mewah. Sebagai kota metropolitan, yang harus menampung hingga 32 juta penduduk--termasuk dari Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi--Jakarta memiliki berbagai keterbatasan, termasuk penghematan anggaran.

Kembali ke awal 2000-an ketika Jakarta baru terlepas dari kekangan era Soeharto, seketika disadari bahwa kemacetan adalah masalah utama kota ini. Gubernur DKI Jakarta kala itu, Sutiyoso, berkunjung ke Bogota dan melihat bagaimana sistem revolusioner Bus Rapid Transit (BRT) mengatasi kemacetan di ibukota Kolombia ini.

Pensiunan jenderal yang bersemangat ini pun lantas memutuskan untuk meniru sistem BRT Bogota dengan koridor pertama Blok M-Kota, dari Selatan ke Utara melewati jalan protokol Sudirman-Thamrin.

Baca juga: DKI Mulai Lakukan Studi untuk Integrasi MRT dan Transjakarta

 

Di saat yang sama, Indonesia sedang berupaya keras bangkit dari krisis keuangan Asia yang menjatuhkan nilai Rupiah terhadap dollar AS hingga 500 persen. Persoalan ekonomi ini membuat alokasi anggaran menjadi terbatas.

BRT yang dioperasikan PT Transportasi Jakarta dan dikenal dengan “Transjakarta” serta berkonsep “murah meriah” ini hadir sebagai solusi. Menggunakan jalan yang sudah ada dan konstruksi simpel, Koridor I Blok M-Kota sepanjang 12,9 kilometer hanya menghabiskan 29 juta dollar AS.

Rute Transjakarta hingga kini terus dikembangkan. Saat ini sudah tersedia lebih dari 125 rute, 2.000 armada bis, dan lebih dari 650.000 penumpang setiap harinya.

Lebih dari itu, komitmen politik yang kuat juga mendukung ketersediaan infrastruktur dan subsidi tarif, sehingga harga tiket Transjakarta menjadi sangat terjangkau. Harga tiket yang hanya senilai Rp 3.500 belum berubah sejak 14 tahun lalu.

Sementara, MRT di Kuala Lumpur hanya mengangkut 132.000 orang setiap harinya. Menurut Prasarana Malaysia, operator MRT, jumlah tersebut masih jauh dari target 150.000 yang seharusnya tercapai pada pertengahan 2017.

Meskipun ongkosnya bisa mencapai 1,50 dollar AS, MRT Malaysia terus mengalami kerugian. Menurut mantan Wakil Menteri Keuangan Malaysia Othman Azis, dibutuhkan sekitar 250.000 penumpng per harinya agar bisa balik modal.

Secara keseluruhan, peminat transportasi umum di ibu kota Malaysia masih stagnan. Sejak 2010, hanya terdapat 10 persen dari total pekerja Malaysia yang menggunakan transportasi umum. Menurut Maulana Ichsan Gituri (26), mantan Transport Associate di Jakarta’s Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), mudah saja.

“Sistem BRT Transjakarta berkembang pesat dengan subsidi pemerintah yang membuat ongkosnya cuma Rp 3.500 ke semua rute. Penumpang dapat berpindah rute tanpa tambahan biaya. TransJakarta berfokus pada pelayanan publik, bukan laba. Tanpa subsidi, beberapa rute ongkosnya mencapai harga Rp 12.000,” paparnya.

Tahun ini saja, menurut Maulana, pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengalokasikan hingga 200 juta dollar AS untuk subsidi, salah satunya untuk biaya operasional. Meski demikian, sebagian besar bujet tersebut tidak terpakai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com