Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean BBG untuk Bajaj Berjam-jam, Sopir Keluhkan Pendapatan Turun

Kompas.com - 30/11/2018, 14:45 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelangkaan bahan bakar gas (BBG) berdampak pada antrean di stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Salah satunya di SPBG Jalan Perintis Kemerdekaan, Pulogadung, Jakarta Timur.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, antrean bajaj tersebut bahkan mengular hingga keluar area SPBG.

Kondisi ini membuat para pengemudi bajaj mengeluh lantaran harus mengantre selama berjam-jam untuk mendapatkan BBG.

Baca juga: Sopir Bajaj Demo Kelangkaan BBG, Dishub DKI Kirim Surat ke Pertamina

Salah satu pengemudi bajaj, Wasikur, menyebut kelangkaaan BBG yang terjadi beberapa bulan ini menyebabkan ia harus antre selama dua jam untuk mendapatkan BBG.

"Setengah bulan ini sudah agak sulit. Sekarang antre saja sampai dua jam lebih baru dapat BBG. Apalagi stasiun bahan bakar yang ada di Pesing itu antre panjang banget. Makanya saya baru ke sini juga, habis antar penumpang ternyata antre banget," kata Wasikur, Jumat (30/11/2018).

Wasikur menyebutkan, dengan mengantre BBG selama berjam-berjam, dirinya harus rela kehilangan pendapatan lantaran lebih banyak menghabiskan waktu di SPBG daripada mencari penumpang.

"Ya gimana, mending antre daripada enggak ada. Ya walau kayak gini bikin pendapatan jadi berkurang, gara-gara antre dulu buat dapatin BBG," ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh pengemudi bajaj lainnya, yaitu Aan. Menurutnya, dengan kondisi seperti ini menyulitkan rakyat kecil, terutama pengemudi bajaj.

Baca juga: Sopir Bajaj Demo Kelangkaan BBG di Balai Kota

Pasalnya bajaj yang mereka gunakan bukanlah milik pribadi. Tentunya dengan kelangkaan yang ada dan antrean yang dirasakan, menyebabkan pemasukan berkurang.

"Ini kan bajaj setoran. Kalau bajaj sendiri saja pusing, istilahnya kami enggak bawa duit pulang. Makanya harapan saya coba ditambahin stasiun BBG-nya. Kayak di PRJ itu kan ada lahan kosong kenapa enggak dimanfaatkan saja," ucapnya.

Meski begitu, ia mengatakan antrean yang terjadi di SPBG Jalan Perintis Kemerdekaan masih tergolong normal dibandingkan di beberapa tempat lain.

"Kalau ini masih lumayan enggak begitu parah, walau antre ya. Tapi kalau yang di Kemayoran itu baru antre parah, kalau gini jadi ribet antre itu bisa empat jam. Kalau ini paling satu jam dapat (BBG)," ujar Aan.

Baca juga: Susah Dapat Bahan Bakar Gas, Sopir Bajaj Akan Demo di Balai Kota Jumat Pagi

Tak hanya di SPBG Jalan Perintis Kemerdekaan, antrean juga terjadi di Jalan Pemuda, namun tidak sebanyak apa yang terjadi di SPBG Jalan Perintis Kemerdekaan.

"Ini masih mending, daripada di Jalan Pemuda. Itu kemarin bisa sampai dua jam," ucap pengemudi lainnya, Yahya.

Ia pun berharap pemerintah bisa menambah SPBG ataupun stok BBG untuk mengatasi kelangkaan yang berkepanjangan.

"Ya penginnya kami ditambah lagi lokasi pengisiannya. Kan tahu sendiri stasiun BBG itu belum banyak, ditambah sekarang sulit nyari BBG. Ya kami yang supir jadi pusing, penghasilan turun," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com