TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) manargetkan Tangsel menjadi kota pintar atau smart city tahun 2021. Hal itu diperlukan untuk memperbaharui dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut Pemkot Tangsel telah membangun aplikasi di hampir setiap dinas yang terintegrasi dan memudahkan pelayanan terhadap masyarakat. Salah satunya aplikasi pengaduan masyarakat bernama Sistem Aplikasi Pelaporan dan Penugasan (SIARAN).
Dalam sebulan ada lebih dari 100 pengaduan yang dilaporkan masyarakat. Paling banyak terkait fasilitas penerangan jalan umum, jalan berlubang, kemacetan, dan sampah.
Baca juga: Tangsel Ingin Jadi Smart City Tahun 2021
Pemkot Tangsel juga memasang 100 kamera CCTV di tempat-tempat strategis dan rawan kejahatan. Penambahan CCTV akan dilakukan khususnya untuk mengawasi keamanan di tiap persimpangan jalan, maupun fasilitas umum.
Pemkot Tangsel juga akan memperbanyak jaringan internet atau WiFi di ruang publik seperti taman kota, puskesmas, dan sekolah. Pemkot Tangsel melibatkan masyarakat agar masyarakat mendukung sistem smart city.
"Kalau terkait dengan visi, misi, dan target 2021, makanya sejak periode pertama dan dilanjutkan periode kedua semakin gencar mewujudkan smart city," ujar Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie saat kegiatan sosialisasi master plan smart city di Tandon Ciater, Tangerang Selatan, Senin (3/12/2018).
Kendala
Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan, terdapat berbagai hambatan dalam penerapan sistem smart city di Tangsel. Salah satunya aspek keamanan.
Pemkot Tangsel sempat kehilangan kamera CCTV yang terpasang di Taman Kota 2 BSD, Tangsel. Kamera tersebut dipasang guna memantau kawasan Taman Kota yang dinilai rawan kejahatan.
Hal tersebut mengindikasikan kecanggihan teknologi harus diimbangi dengan sosialiasi terhadap masyarakat untuk mendukung penerapan sistem tersebut.
Baca juga: Ingin Jadi Smart City, Kamera CCTV Tangsel Malah Dicuri
"Satu hal di Tangerang Selatan hambatannya, kami bikin CCTV di Taman Kota karena ada kriminalisasi. Saya evaluasi, CCTV-nya hilang. Kalau di Beijing bisa mencari orang hilang, kalau di sini CCTV-nya hilang. Sampai hari ini enggak tahu siapa yang nyuri," ujar Airin
Sementara Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, salah satu kendala penerapan smart city yaitu membiasakan warga dan aparat menggunakan teknologi informasi yang sudah dibuat.
"Kendalanya kulturnya. Kalau teknologi bisa kami kejar, anggaran bisa diciptakan, tapi budaya kerja itu, kultur kita menggunakan teknologi informasi sebagai basis dari smart city itu yang harus segera dilakukan perubahan," ujar Benyamin.
Perbanyak aplikasi bukan keharusan
Airin mengatakan, pengembangan Tangsel menjadi smart city tidak harus dengan memperbanyak aplikasi. Airin sempat mengusulkan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk mengambil aplikasi dari daerah yang sudah sukses menjalankan sistem smart city dan membagikannya ke daerah lain.
"Saya termasuk yang tidak percaya begitu banyak aplikasi akan menyelesaikan masalah. Saya termasuk yang tidak percaya hal itu. Yang terpenting bagaimana aplikasi bisa terintegrasi dengan yang lainnya," ujar Airin.
"Saya dan teman-teman Apeksi yang mendorong Menteri Kominfo agar cari saja beberapa, misalnya daerah yang sudah berhasil dengan aplikasinya. Ambil oleh Kominfo, berikan kepada kami secara gratis," kata Airin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.