Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Penetapan Tarif Bus Transpatriot Bekasi

Kompas.com - 08/12/2018, 13:09 WIB
Dean Pahrevi,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Bus transpatriot masih gratis, meskipun sudah beroperasi 12 hari sejak pertama kali mengaspal pada Senin (26/11/2018).

Padahal sebelumnya Perusahaan Daerah Mitra Patriot (PDMP) selaku pengelola transpatriot menyatakan tarif gratis berlaku selama sepekan.

"Masih gratis hingga minggu depan, sampai Senin depannya lagi. Sekarang ini masih dilakukan metode besaran tarif," kata Juru Bicara PDMP Iqbal Daut saat dihubungi Kompas.com, Minggu (25/11/2018).

Baca juga: Wali Kota Bekasi Kaji Besaran Subsidi Tarif Transpatriot

Iqbal mengatakan, selama sepekan, pihaknya mengkaji besaran tarif bus.

Namun, setelah sepekan, tarif bus belum juga ditetapkan dan warga masih bisa menikmati transpatriot secara cuma-cuma alias gratis. 

Tarif diusulkan Rp 3.500

Iqbal menjelaskan, tarf bus diusulkan Rp 3.500 untuk umum.

Usulan tersebut merupakan hasil rapat pihak PDMP dan unsur Pemerintah Kota Bekasi.

"Rapat ada hasil sifatnya hanya mengusulkan dan merumuskan yaitu besaran tarif berkisar antara Rp 3.500," kata Iqbal, Selasa (4/12/2018).

Baca juga: Terjebak Kemacetan, Bus Transpatriot Bekasi Tak Bisa Tiba Tepat Waktu

Dalam rapat tersebut juga diusulkan tarif transpatriot untuk pelajar dan mahasiswa sebesar Rp 2.000.

Tunggu penetapan wali kota

Tarif transpatriot belum bisa diputuskan karena masih menunggu keputusan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. 

"Usulan itu sudah masuk ke wali kota, sejauh ini masih menunggu keputusan wali kota," kata Iqbal.

Selama tarif transpatriot belum ditetapkan, maka operasional bus masih digratiskan.

Baca juga: Belum Ada Keputusan Wali Kota, Naik Transpatriot Masih Gratis

"Kalau belum ditetapkan kami gratiskan terus, karena dasar kita menetapkan tarif ya itu keputusan wali kota. Misalnya wali kota ingin gratiskan sampai akhir bulan agar warga bisa menikmati transpatriot, ya sudah kami sifatnya jalan terus sambil menunggu ketetapan (tarif) dari wali kota," ujar Iqbal.

Masih dikaji

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengaku sudah menerima usulan besaran subsidi yang harus dikeluarkan Pemkot Bekasi untuk tarif bus transpatriot.

"Sampai saat ini saya belum dapat (draf usulan tarif). Kalau (draf usulan) yang subsidi sudah (diterima) sekitar Rp 5.000," kata pria yang akrab disapa Pepen tersebut.

Pepen menambahkan, pihaknya harus mengkaji besaran subsidi yang diusulkan.

Baca juga: Tarif Transpatriot Diusulkan Rp 3.500 untuk Umum, Pelajar Rp 2.000

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana mengatakan, Pemkot Bekasi perlu mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah sebelum memberikan subsidi.

"Itu kan harus dihitung melihat kemampuan daerah juga, mudah-mudahan secepatnya kami rampungkan. Selama menunggu penetapan tarif, kami masih gratiskan (tarif bus) terus, kami target secepatnya minggu ini bisa selesai," ujar Yayan.

Bus transpatriot mulai beroperasi sejak Senin (26/11/2018).

Sebanyak sembilan bus dikerahkan untuk melayani rute Terminal Bekasi-Harapan Indah dan Harapan Indah-Terminal Bekasi. Bus beroperasi pada pukul 05.00 hingga pukul 21.00.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com