Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penampakan MRT dan Bedanya dengan KRL Commuter Line

Kompas.com - 11/12/2018, 10:19 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — PT MRT Jakarta bakal menggelar uji coba operasi penuh pada akhir Desember 2018 ini.

Awak media dari Balai Kota DKI Jakarta termasuk Kompas.com berkesempatan menjajalnya pada Senin (10/12/2018).

Berikut sejumlah perbedaan yang terlihat antara kereta moda raya terpadu (MRT) dengan KRL commuter line:

1. Jenis kereta

Kedati berasal dari pabrikan yang sama, yakni produsen kereta Nippon Sharyo, kereta yang digunakan MRT lebih baru dan modern.

KRL commuter line menggunakan seri Tokyo JR dan Tokyo Metro yang pertama diluncurkan di era 70-an dan digunakan di berbagai belahan dunia. Sementara MRT menggunakan kereta yang dibuat khusus untuk MRT Jakarta.

Baca juga: Merasakan 15 Menit Naik MRT dari Bundaran HI ke Lebak Bulus...

Satu kereta bisa memuat 200-300 penumpang dengan jumlah maksimal sekitar 1.800 penumpang untuk satu rangkaian kereta (enam kereta). Kecepatan rangkaian kereta MRT bisa mencapai 80 kilometer per jam di bawah tanah dan bisa meningkat hingga 100 kilometer per jam di permukaan tanah.

Kereta MRT Jakarta memiliki dimensi 20m x 2,9m x 3,9m untuk masing-masing gerbong kereta.

Bagian dalam kereta moda raya terpadu (MRT).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Bagian dalam kereta moda raya terpadu (MRT).

2. Kursi penumpang

Ketika pertama dikenalkan ke publik, kereta MRT sempat dikritik karena memiliki kursi seperti kopaja dan metro mini. Jika di KRL commuter line kursinya empuk dengan dudukan seperti sofa, dudukan kereta MRT berbahan fiber.

Warnanya biru seperti eksterior kereta. Ada tujuh tempat duduk di tiap deret. Satu rangkaian paling banyak memuat 50 kursi. Kursinya juga dipasang melayang dengan ruang di bawah sehingga penumpang bisa menaruh barangnya di bawah.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak wartawan Balai Kota menjajal moda raya terpadu (MRT), Senin (10/12/2018). KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak wartawan Balai Kota menjajal moda raya terpadu (MRT), Senin (10/12/2018).

3. Dudukan tas

Di KRL commuter line, tiap atas deretan kursi ada rak besi untuk menaruh tas dan bawaan penumpang. Hal ini tidak akan ada di kereta MRT.

Tempat menaruh tas hanya ada di ujung depan dan belakang tiap rangkaian kereta. Tepatnya di atas bangku prioritas yang hanya tiga kursi setiap deretnya.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan, waktu tempuh yang begitu singkat membuat pihaknya merasa tak perlu memasang dudukan untuk tas.

Halaman:



Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com