"Kalau jarak panjang orang harus taruh itu ya perlu. Tapi kemarin memang karena cuma 30 menit enggak perlu tas besar kan. Dan dalam kereta kita minta penumpang tasnya ditaruh di bawah," kata William.
4. Penutup kaca
Kaca di kereta MRT dibuat polos tanpa tirai atau layar. Ini tentu berbeda dengan KRL commuter line yang dipasangi layar yang bisa ditarik di siang hari ketika matahari terik.
Tidak adanya layar seharusnya tak menjadi masalah. Sebab, separuh perjalanan yakni dari Bundaran HI ke Bundaran Senayan, kereta berada di bawah tanah yang minim cahaya. Kereta baru mendapat cahaya ketika naik ke rel layang di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru
5. Interkom
Fitur keamanan di kereta commuter line dengan MRT agak berbeda. Jika di commuter line kita hanya akrab dengan pembuka pintu manual di bawah tempat duduk, di kereta MRT ada pilihan darurat lain.
Tuas pembuka pintu di MRT diletakkan di bagian atas dekat pintu. Selain itu, di atas tempat duduk prioritas ada interkom. Cara kerjanya kurang lebih sama seperti di lift. Ada tombol emergency yang bisa ditekan, kemudian penumpang bisa berbicara dengan masinis secara bergantian.
Untuk kaca, kaca kereta MRT Jakarta sama seperti KRL commuter line. Keduanya bisa ditarik ke bawah dalam keadaan darurat.
Berikut video saat menjajal MRT dari Bundaran HI ke Lebak Bulus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.