Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga soal Tumpukan Sampah di Hutan Mangrove Dekat Rusun Marunda

Kompas.com - 12/12/2018, 12:47 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga menyebut sampah kiriman sudah lama mengotori hutan mangrove dekat komplek Rumah Susun Marunda.

Salah seorang warga bernama Rini menyatakan, tidak ada petugas yang rutin membersihkan tumpukan sampah tersebut. Rini mengaku sudah lama tidak melihat ada petugas kebersihan. 

"Lama, bisa dua bulan sekali. Terakhir saya liat sudah lama, padahal tiap hari rob datang bawa sampah," kata Rini saat ditemui, Selasa (11/12/2018).

Agar sampah tidak menumpuk terlalu tinggi, Rini mengaku pernah membakar sampah tersebut.

Baca juga: Sampah Kotori Hutan Mangrove Dekat Rusun Marunda

Sementara itu, warga lain bernama Aan mengaku pernah beberapa kali mendapati petugas kebersihan mendatangi area hutan yang penuh sampah. Namun, kawasan tersebut tidak kunjung dibersihkan.

"Lihat keadaannya seperti ini enggak jadi (dibersihkan), mungkin putus asa. Saya aja kasihan lihat petugas itu setelah bersihkan juga percuma karena waktu air pasang, sampahnya selalu datang," kata Aan.

Hamparan sampah kiriman mengotori hutan mangrove yang berada di dekat komplek Rusun Marunda, Selasa (11/12/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Hamparan sampah kiriman mengotori hutan mangrove yang berada di dekat komplek Rusun Marunda, Selasa (11/12/2018).

Aan melanjutkan, sampah-sampah yang mengotori hutan mangrove biasanya baru dibersihkan apabila ada komunitas atau pejabat yang hendak menanam pohon mangrove.

Aan menyebut, warga juga tidak mampu membereskan sampah yang menghampar. Ia menyebut, warga memilih menimbun sampah-sampah tersebut dengan tanah.

"Kalau enggak percaya, coba saja gali, di bawah ini (tanah) pasti banyak sampah plastik," ujar Aan.

Daffa, seorang remaja yang hobi memancing di Pantai Marunda mengamini pernyataan Rini dan Aan. Ia menyebut sampah yang berserakan tidak pernah berkurang justru makin bertambah.

Kepala Satuan Pelaksana Lingkungan Hidup Cilincing Mahmudin mengakui pihaknya jarang membersihkan sampah kiriman yang mengotori hutan mangrove dekat Komplek Rumah Susun Marunda.

Mahmudin beralasan, area hutan mangrove tersebut merupakan lahan milik sebuah perusahaan hingga petugas tidak bisa asal memasuki kawasan itu.

Baca juga: Sampah Kotori Tepi Tanggul Muara Baru

"Itu kan yang punya PT Ancol jadi suah juga. Maksudnya, kalau punya umum kan kita bisa tiap saat ke situ, kan kawasan ada yang punya," kata Mahmudin kepada Kompas.com, Selasa (11/12/2018).

Hamparan sampah kiriman mengotori hutan mangrove yang berada di dekat komplek Rusun Marunda, Selasa (11/12/2018).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Hamparan sampah kiriman mengotori hutan mangrove yang berada di dekat komplek Rusun Marunda, Selasa (11/12/2018).

Pantauan Kompas.com, memang terdapat sebuah papan pengumuman yang menyatakan lahan hutan mangrove tersebut dimiliki oleh PT Pembangunan Jaya Ancol.

Mahmudin melanjutkan, pengelola hutan mamgrove sebetulnya juga sudah mempunyai petugas kebersihan sendiri. 

Ia pun berjanji akan mengerahkan pasukannya untuk membereskan sampah yang diduga sudah menghampar bertahun-tahun itu.

Diberitakan sebelumnya, hamparan sampah berjenis plastik dan styrofoam ditemukan memghampae di hutan mangrove dekat Komplek Rusun Marunda.

Warga menyebut, sampah-sampah tersebut merupakan sampah kiriman yang datang akibat pasangnya air laut.

Warga diminta tidak membuang sampah sembarangan. Termasuk tidak membuangnya ke laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com