Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat PKS Minta Gerindra Hormati Partainya dalam Polemik Wagub DKI...

Kompas.com - 13/12/2018, 08:55 WIB
Nursita Sari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembahasan soal kursi wakil gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno belum ada perkembangan berarti.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra di tingkat DKI Jakarta belum juga bertemu untuk menyamakan pemahaman kedua pihak soal mekanisme pemilihan dua kandidat wagub yang nantinya akan dipilih melalui DPRD DKI Jakarta.

Rabu (12/12/2018) kemarin, DPW PKS DKI Jakarta menyampaikan unek-uneknya soal polemik wagub DKI itu dalam sebuah acara diskusi.

PKS minta dihormati

Ketua DPW PKS DKI Jakarta Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada Agung Setiarso mengatakan, Gerindra meminta partainya menghormati mekanisme fit and proper test yang menjadi ketentuan Gerindra dalam memilih calon kepala daerah, termasuk cawagub pengganti Sandiaga.

Agung menyebut PKS sebenarnya sudah berulang kali menghormati keputusan Gerindra.

Menurut dia, justru Gerindra yang kini harus menghormati PKS, mengingat kedua partai sudah menyepakati kursi wagub DKI menjadi hak PKS.

"Kami sudah menghormati keputusan Gerindra. Sekarang, ya, tolonglah mungkin Gerindra yang menghormati kami," ujar Agung.

Baca juga: PDI-P Ingatkan Gerindra dan PKS, Wagub DKI Jangan Jadi Ban Serep

Agung menyampaikan, PKS sudah menghormati keputusan Gerindra sejak kader PKS Mardani Ali Sera batal diusung sebagai calon wakil gubernur DKI pada Pilkada 2017.

Begitu pula pada Pilkada Jawa Barat 2018 saat Deddy Mizwar batal diusung sebagai cagub dan digantikan Sudrajat.

Terakhir, PKS menghormati Gerindra dengan merelakan kursi calon wakil presiden kepada Sandiaga yang seharusnya menjadi hak PKS.

Oleh karena itu, Agung meminta Gerindra kini menghormati keputusan partainya yang telah menunjuk dua kader sebagai kandidat wagub DKI, yakni Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto.

Dia meminta Gerindra menandatangani surat pengajuan kandidat wagub tanpa embel-embel apa pun, termasuk mekanisme fit and proper test untuk menggugurkan calon.

"Kalau kita mau simpel, sebenarnya dari pihak Gerindra, ya sudah tinggal tanda tangan saja, tidak ada lagi footnote-footnote tadi," kata Agung.

Baca juga: Kalau Belum Pasti Wagub DKI Itu PKS, Kekecewaan Pasti Akan Terjadi

Kader PKS kecewa

Agung memastikan, PKS tidak akan mematikan mesin partai pada Pilpres 2019, meskipun belum ada kejelasan soal kursi wagub DKI.

Namun, Agung menyebut PKS tidak bisa memastikan kinerja para kadernya untuk memenangkan Prabowo Subianto-Sandiaga pada Pilpres mendatang.

Sebab, kader-kader PKS kecewa dengan persoalan wagub DKI.

"Yang jadi masalah, seberapa all out kader ini bisa memperjuangkan dukungannya, bisa memperjuangkan Prabowo, kalau belum pasti bahwa wagub itu PKS, kekecewaan ini pasti akan terjadi," kata dia.

Menurut Agung, kinerja kader PKS tidak bisa optimal gara-gara persoalan wagub DKI yang berlarut-larut.

"Kami enggak bisa mengharapkan hasil yang optimal ketika kerja-kerja yang dilakukan kader-kader PKS itu adalah kerja-kerja yang dilakukan dalam kondisi kecewa," ucap Agung.

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Ahmad Sulhy dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Ahmad Sulhy dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (12/12/2018).

Kata Gerindra

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Ahmad Sulhy meminta PKS menepis anggapan bahwa fit and proper test dilakukan untuk menjegal cawagub dari PKS.

Gerindra, kata Sulhy, sudah berkomitmen menyerahkan kursi wagub pengganti Sandiaga kepada PKS.

"Saya pikir kalau belum dijalankan, kenapa harus ragu bahwa fit and proper test itu upaya penjegalan atau apa pun," kata Sulhy.

Sulhy menilai, kompetensi calon wakil gubernur DKI Jakarta dari PKS sudah mumpuni.

Oleh karena itu, dia meminta PKS tidak khawatir dengan mekanisme uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test yang menjadi ketentuan Gerindra dalam menentukan cawagub.

Lagi pula, tim fit and proper test sudah disepakati kedua partai.

"Calon-calon wakil gubernur dari PKS, saya pikir mumpuni. Jangan ada keraguan di kita untuk khawatir dengan fit and proper test," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com