Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Satpam Diserang Pitbull, Diduga atas Perintah Pemiliknya

Kompas.com - 14/12/2018, 17:12 WIB
Sherly Puspita,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Herman, seorang satpam di sebuah perumahan kawasan Gunung Sahari Utara, Sawah Besar, Jakarta Pusat mengalami luka cukup parah akibat serangan anjing jenis pitbull milik seorang warga pada Kamis (13/12/2018) pagi.

Kapolsek Sawah Besar Kompol Mirzal Maulana mengatakan, kemarin pihaknya mendapatkan informasi mengenai kejadian ini dari warga setempat.

"Kemarin kejadian itu memang ada informasi kejadian. Kejadian itu bermula ketika satpam menegur pemilik anjing yang membawa anjingnya tidak dengan tali," ujar Mirzal ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (14/12/2018).

Mirzal melanjutkan, pemilik anjing tak terima atas teguran itu dan meminta anjing tersebut menyerang satpam.

Baca juga: Pemilik Toko Hewan Selamatkan Rubah Perak yang Dikira Anjing Liar

"Terus, kemudian kami kan datangi lokasi untuk meredam massa karena massa mendatangi pemilik yang enggak suka dengan pelakuan itu. Nah, kemudian yang bersangkutan nanti akan kami proses hukumnya," lanjut Mirzal.

"Kemudian sedang kami komunikasikan kepada korban juga, untuk istrinya (korban) agar melaporkan kepada polsek apabila itu memenuhi unsur pidananya," kata dia.

Meski demikian, ia belum dapat memastikan apakah korban telah membuat laporan polisi terkait hal ini.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Garda Satwa Indonesia Anisa Ratna Kurnia mengatakan, sebelum penyerangan terhadap satpam ini terjadi, warga sudah kerap kali memperingatkan pemilik yang sama untuk menjaga anjingnya dengan baik.

Pemilik anjing itu disebut kerap membawa hewan peliharaannya berjalan-jalan tanpa mengaitkan tali di lehernya.

Pada tanggal 18 November lalu, lanjut Anisa, anjing pitbull itu menyerang seekor anjing bernama Jecky hingga mati.

Dari kejadian tersebut, Garda Satwa bersama 126 organisasi pecinta hewan Indonesia mengajukan somasi kepada pemilik anjing.

"Namun, hingga kini yang bersangkutan tidak datang. Kami rencana mau gugat (pemilik anjing). Tapi, keburu kejadian yang lebih parah (penyerangan satpam)," ujar Anisa, Jumat.

Anisa menilai, dalam hal ini pemilik anjing seharusnya bertanggungjawab terhadap perilaku peliharaannya.

Baca juga: Anjing Ini Setia Tunggu Pemiliknya yang Terpisah saat Kebakaran California

"Anjing itu yang membentuk ya manusia dan lingkungannya, yang perlu dibenerin ya manusianya, bukan anjingnya. Misal anjing disuntik mati, terus owner-nya punya anjing baru. Dengan didikan yang sama, anjingnya akan tercipta lagi seperti itu. Kami kira, eksekusi mati anjing itu bukan solusi," paparnya.

Ia berharap polisi segera melakukan tindakan tegas kepada pemilik anjing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com