JAKARTA, KOMPAS.com - Keberadaan pelican crossing Tosari yang menggantikan fungsi jembatan penyeberangan orang (JPO) Tosari menuai tanggapan pro dan kontra dari masyarakat.
Pelican crossing dibangun di depan kantor Kedutaan Besar Jerman di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat yang bisa digunakan sebagai akses menuju Halte Transjakarta Tosari.
Salah satu warga bernama Fransiscus Mario (28) mengatakan, keberadaan pelican crossing membuat jarak tempuh dari Halte Transjakarta Tosari menuju Stasiun Sudirman menjadi lebih jauh. Menurut Mario, ia harus berjalan sedikit lebih jauh menuju pelican crossing terlebih dahulu dan berbelok ke arah Stasiun Sudirman.
"Dulu aku cuma tinggal naik ke JPO, turun dan jalan sedikit sudah sampai stasiun. Tapi, sekarang harus jalan dulu sampai Kedubes Jerman, terus belok dan jalan lurus ke stasiun. Menurut aku sih, jalannya makin jauh dari halte ini," kata Mario kepada Kompas.com, Minggu (16/12/2018).
Baca juga: Melihat JPO Tosari yang Akan Dibongkar dan Digantikan Pelican Crossing...
Mario berpendapat, seharusnya pelican crossing dibangun tepat di lokasi bekas JPO.
"Kalau ini dibangun untuk mengganti JPO, seharusnya dibangun di tempat yang sama dengan JPO. Faktanya, sekarang makin jauh kan dari JPO," tutur Mario.
Kendati demikian, pejalan kaki lainnya bernama Ariana Indrawati (35) mengungkapkan, pelican crossing memudahkan para pejalan kaki yang akan menuju mal Grand Indonesia.
Selain itu, keberadaan pelican crossing juga efektif untuk mengurangi rasa capek saat naik ke JPO.
"Saya kan dari Halte Tosari mau ke GI (Grand Indonesia) jadi lebih dekat. Enggak capek juga kan, enggak harus naik turun, cuma tinggal jalan lurus saja dari halte," kata Ariana.
Ia terkadang merasa takut untuk melintas di pelican crossing itu lantaran arus lalu lintas sekitar yang cukup ramai. Oleh karena itu, ia mengapresiasi keberadaan petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta yang memang ditempatkan di sana untuk membantu penyeberang jalan.
Dari pengamatan Kompas.com, ada dua petugas Dishub DKI yang berjaga di lokasi untuk membantu pengamanan para pejalan kaki saat melintas.
"Kadang saya masih ngeri kalau mau menyeberang, kan mobil sama motor di sini ramai banget. Belum lagi ada (bus) transjakarta juga yang lewat. Untung saja ada petugas yang bantuin," kata Ariana.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh pejalan kaki lainnya bernama Lilis Suryani. Ia mengaku lebih suka menggunakan pelican crossing dibandingkan JPO karena bisa menghemat waktu dan tenaga.
Kala menggunakan JPO, para pejalan kaki terkadang harus antre terlebih dahulu untuk turun dari JPO.
"Kalau lewat sini (pelican crossing), saya bisa cepat jalannya. Kalau lewat jembatan yang dulu, kan kadang harus antre dulu tuh dengan yang lain. Mau nyalip juga tempatnya cuma muat untuk dua orang," kata Lilis.
Baca juga: JPO Tosari Dibongkar, Ini Rekayasa Lalu Lintasnya...
"Sedangkan kalau lewat sini (pelican crossing), saya hanya perlu tapping keluar, tunggu 20 detik kalau lagi lampunya merah, dan menyeberang langsung. Cocok nih buat saya yang suka buru-buru sampai kantor. Kantor saya kan di GI (Grand Indonesia)," lanjut dia.
Belum lama ini, JPO Tosari yang terhubung dengan Halte Transjakarta Tosari dibongkar dan diganti dengan pelican crossing.
Kepala Seksi Pemeliharaan Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hans Mahendra mengatakan, proses pembongkaran JPO ditargetkan selesai sebelum pergantian tahun 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.