Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Misteri Pembakaran Kantor Polsek Ciracas

Kompas.com - 17/12/2018, 07:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


ARAH penyelidikan perusakan Markas Polsek Ciracas, Jakarta Timur, semakin terang. Ada dua kelompok massa dalam dua waktu berbeda. Siapa mereka?

Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz di lokasi kejadian pascaperusakan kantor Polsek Ciracas mengungkapkan, massa perusak yang datang di malam hari itu mencari pemukul rekannya.

Peristiwa pemukulan yang dimaksud terjadi sehari sebelumnya. Seorang perwira TNI AL Kapten Komaruddin dikeroyok sejumlah juru parkir di areal ruko Arundina di Jl Raya Lapangan Tembak, Cibubur, Jakarta Timur.

"Kita tidak tahu massa dari mana. Itu massa yang kurang puas atas penanganan kasus yang terjadi sehari sebelumnya. Kemudian, dampak dari ketidakpuasan itu, sebagian massa itu, yang kurang-lebih 200 (orang), merangsek masuk untuk mengecek apakah benar tahanan yang memukul rekan mereka sudah ditahan,” kata Idham Rabu dini hari di lokasi kejadian Polsek Ciracas. 

Baca juga: Amukan Massa di Polsek Ciracas Diduga Terkait Pengeroyokan Anggota TNI oleh Juru Parkir

Sebelum perusakan, massa sudah ditemui Kapolsek Ciracas Kompol Agus Widar hingga Kapolres Jakarta Timur Kombes Tony Surya Putra.

Saat itu, kepada massa, Kapolsek hingga Kapolres telah memberikan penjelasan.  Meski demikian, menurut Kapolda, massa yang tidak puas lalu melakukan tindakan anarkistis.

Tercatat 8 kendaraan, di antaranya 7 mobil patroli, dan 1 motor dirusak. Selain itu, saya melihat sendiri ada sebagian bangunan Polsek Ciracas yang dibakar, masih ada sisa-sisa pembakaran yang masih diperbaiki di sana dua hari pascakejadian. 

Tak kurang sejumlah anggota Polsek menjadi korban, termasuk Kapolsek Ciracas Kompol Agus Widar. Sempat dirawat dua hari di RS Polri Kramat Jati, Kapolsek kini telah bertugas kembali. 

Saat ditanya ada-tidaknya kaitan peristiwa ini dengan kejadian cekcok anggota TNI dengan juru parkir di Ciracas, Kapolda menyatakan masih mendalaminya.

"Kemungkinan analisisnya ke sana, tapi beri saya waktu untuk teman-teman Krimum (Direktorat Kriminal Umum) dan Kapolres bekerja. Kalau ada perkembangan yang sudah didapat, saya sampaikan," tambah Kapolda.

Penelusuran eksklusif AIMAN

Saya melakukan penelusuran terkait hal ini. Bukan hanya soal perusakan polres, tetapi juga saya bergegas ke tempat kejadian perkara (TKP) tempat juru parkir berada.

Saya mulai mengamati di lokasi TKP. Saya datang ke situ tiga hari pasca-kejadian. Tak ada satu pun juru parkir yang bisa saya temui.

Saya mencari ke sana ke sini, tak ada pula satu pun saksi yang bisa saya wawancarai. Mereka ketakutan. Tak ada yang mau bercerita.

Yang menarik saat saya tanyakan, "Takut akan hal apa?"

Sejumlah pedagang menjawab sama, "Takut juru parkir yang berada di sini!"

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com