"Lho, memang juru parkir ini preman yang menakutkan?”
“Betul mereka sering berulah, minum-minuman keras di sini, dan bayar kurang dari seharusnya."
Mungkin inilah alasannya kenapa pada saat pengeroyokan tak ada satu pun warga yang melerai. Padahal, lokasi pengeroyokan terjadi di pertigaan yang ramai.
Ternyata mereka khawatir karena para juru parkir tinggal sangat dekat dengan kompleks ruko ini.
Saya bergegas menuju Polsek Ciracas, Jakarta Timur. Sama saja, tak ada saksi mata yang mau bercerita.
Sampai akhirnya saya bertemu seorang ibu yang berdagang dekat Kantor Polsek. Ia bersedia bercerita tentang peristiwa yang dilihatnya.
Dalam tayangan eksklusif AIMAN di KompasTV, Senin (17/12/2018) pukul 20.00 WIB malam ini, terpaksa saya menyamarkan identitasnya.
Keterangan yang saya peroleh dari Ibu ini dan beberapa saksi mata, ada dua kelompok massa yang mendatangi Polsek Ciracas.
Pertama datang sekitar pukul 20.00 malam, lalu kedua datang menjelang tengah malam. Massa kelompok kedua lebih banyak dari kelompok pertama. Kelompok kedua yang merusak Kantor Polsek Ciracas.
Sementara kelompok pertama yang sempat datang berseru, "Mari kita ke TKP!". Mereka kemudian pergi hingga datanglah kelompok kedua.
Apakah kelompok pertama dan kedua adalah kelompok yang sama atau berbeda? Polisi masih menyelidiki.
Saat saya tanyakan kepada Kepala Penerangan Komando Daerah Militer Jayakarta Kapendam Jaya Kolonel (Inf) Kristomei Sianturi, apakah ada indikasi penyerang adalah anggota TNI?
“Sejauh ini keterlibatan anggota TNI nihil,” jawab Kristomei.
Menurut dia, pimpinan di seluruh kesatuan di TNI telah meminta para komandan untuk mengecek di mana posisi prajuritnya saat kejadian perusakan berlangsung. Hasilnya, semua prajurit berada di bawah kendali atasannya kala itu.
Meski demikian, Kristomei menjelaskan, saat ini seluruh matra TNI tengah membentuk tim penyelidik untuk memastikan kebenaran dari pengecekan komandan kepada prajuritnya. Jika ditemukan kebohongan atau pelanggaran, sanksi menanti.