Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengembangkan Pulau Reklamasi

Kompas.com - 18/12/2018, 11:39 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat tata kota Astrid Sri Haryati mengungkapkan, pembangunan proyek reklamasi di Teluk Jakarta merupakan pengambilan kebijakan luar biasa yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. 

Menurut arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, suatu pemerintah daerah pasti telah mempertimbangkan strategi-strategi lainnya sebelum akhirnya berani memutuskan membangun sebuah proyek reklamasi.

"Pemerintah pasti sudah melampaui strategi A, strategi B, dan semua itu diyakini enggak bisa untuk menata kota sehingga memutuskan untuk melakukan reklamasi. Reklamasi bisa saja dilakukan, asalkan pertimbangan alasan dan tujuan dari reklamasi harus sudah jelas," kata Astrid kepada Kompas.com di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (13/12/2018).

Dalam proses penataan kota di pulau reklamasi, pemerintah daerah harus mempertimbangkan dua hal, yakni daya dukung lingkungan dan kepadatan penduduk. 

Baca juga: Perjalanan Panjang Reklamasi Teluk Jakarta, dari Soeharto hingga Anies

Astrid mengungkapkan, jika Pemprov DKI ingin membangun pulau reklamasi sebagai langkah untuk mengurangi kepadatan penduduk dan menata kota, maka Pemprov harus memiliki data tentang target jumlah penduduk yang tinggal dan akan datang ke Jakarta. 

Nantinya, lanjut Astrid, Pemprov DKI juga harus memiliki data akurat tentang rencana jumlah penduduk yang akan menempati pulau reklamasi. 

"Saat melakukan penataan kota, yang dibutuhkan itu dua, daya dukung lingkungannya apa dan berapa orang yang bisa tinggal di situ. Berdasarkan target itu, kemudian diterjemahkan berapa banyak pola ruang hunian yang akan dibangun dengan memperhatikan daya dukung lingkungan itu," kata Astrid. 

"Harus diketahui dulu target penduduk yang akan datang ke Jakarta itu berapa, yang akan tinggal di pulau reklamasi itu berapa. Yang terpenting jangan sampai kepadatan penduduk juga terjadi di pulau reklamasi," lanjut dia. 

Ibarat Melebarkan Pinggang

Jakarta adalah pusat kota pemerintahan dan perekonomian di Indonesia. 

Kondisi itulah, menurut Astrid, yang menyebabkan banyak orang ingin mengadu nasib ke Jakarta dan menyebabkan Jakarta penuh sesak oleh penduduk.

Ia mengibaratkan, reklamasi adalah cara Jakarta melebarkan pinggangnya untuk menata kota dan menyebar kepadatan penduduk. 

Baca juga: Jakpro Ajukan Tambahan Modal Jadi Rp 40 Triliun untuk Bangun Stadion hingga Kelola Pulau Reklamasi

"Mau enggak mau ya, kita harus akui Jakarta sudah tidak seperti dulu. Jati diri Jakarta adalah Ibu Kota pemerintahan dan pusat ekonomi. Jadinya semua numpuk di Jakarta dan menyebabkan stres," ujar Astrid. 

"Kalau kita sudah yakin (reklamasi) adalah jalan satu-satunya mengembangkan pinggang, itu berarti strategi tersebut sudah berdasarkan demografi dan polulasi di Jakarta. Jangan sampai nanti kondisi pulau reklamasi sebagai kota baru malah sama saja dengan Jakarta saat ini," lanjut dia. 

Astrid mengatakan, selain reklamasi, Pemprov DKI juga bisa bekerja sama dengan pemerintah daerah di sekitarnya untuk menata suatu kota sehingga tidak terjadi kepadatan penduduk.

"Kita juga enggak bisa pasif. Selain reklamasi, cara lainnya adalah kerja sama dengan kota sekitar misalnya Bekasi, Tangerang, Cikarang dengan meningkatkan potensi kawasan kota sekitar agar lebih kompetitif. Kalau sudah kompetitif, semua sumber daya manusia (SDM) tidak ke Jakarta," ujar Astrid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com