Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Sopir Angkot yang Ditawari Rp 400.000 untuk Tempel Stiker Kampanye

Kompas.com - 18/12/2018, 15:55 WIB
Cynthia Lova,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Caleg di Pemilu serentak 2019 dilarang menempelkan stiker di angkutan umum. Sesuai aturan, hanya mobil pribadi yang diperbolehkan memasang stiker untuk kampanye.

Namun, hingga kini masih banyak angkutan umum angkot yang digunakan untuk kegiatan kampanye, dengan menempelkan stiker branding di kaca belakang angkot.

Anang, seorang sopir angkot sekaligus pemilik angkot trayek Terminal Depok-Kalimulya-Kampung Sawah mengaku dapat Rp 400.000 atas penempelan satu stiker kampanye di mobil angkotnya.

Angkot milik Anang terlihat ditempeli stiker calon anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil VIII (Kota Depok-Kota Bekasi).

"Saya agak lupa namanya, pokoknya saya ditawari. Katanya dia tim sukses, saya ditawari Rp 400.000 selama enam bulan pemasangan stiker di angkot saya, lumayan lah tambah-tambahin pendapatan," ucap Anang di Terminal Depok, Jalan Margonda, Selasa (18/12/2018).

Baca juga: Bawaslu Depok Tertibkan Stiker Caleg yang Ditempel di Kaca Angkot

Anang mengakui angkotnya dipasangi stiker tersebut sejak dua bulan lalu.

“Ini mah saya baru, saya baru pasang stiker di angkot saya baru dua bulan ini kok. Eh, belum sampai dua bulan saja sudah kena penertiban,” ucap Anang.

Sementara itu, angkot trayek Terminal Depok–Depok II Tengah di sekitar lokasi juga terlihat dipasangi stiker calon presiden nomor urut satu Joko Widodo.

Jahrul, sopir angkot Terminal Depok–Depok II Tengah mengaku mendapatkan imbalan sebesar Rp 50.000 atas pemasangan stiker tersebut di angkotnya. Meskipun begitu, dia mengaku bersedia menempelkan stiker kampanye tanpa dibayar.

Terhadap penertiban tersebut, dia mengaku kecewa karena stiker yang terpasang di kaca bagian belakang itu dinilai tidak mengganggu jarak pandang.

"Saya masih bisa melihat bagian belakang karena stikernya berlubang," ujar Jahrul.

Jahrul juga menganggap pemasangan stiker branding caleg bisa menjadi pemasukan tambahan bagi para sopir angkot. 

"Saya dapat Rp 50.000 dari pemilik angkot ini, saya enggak tahu tapi kalau pemilik angkotnya dapet berapa," ucap Jahrul.

Roni, salah satu sopir angkot Cibubur-Depok mengaku sempat ditawari untuk dipasangi stiker caleg dalam tempo dua hari dan menerima honor sebesar Rp 25.000. 

Setelah dua hari, kata dia, stiker tersebut boleh dilepas.

"Jika bersedia lebih lama, ada yang berani membayar hingga ratusan ribu rupiah. Namun, karena malas melepas dan rawan terkena penertiban, akhirnya saya tolak,” ujar Roni.

Baca juga: Bawaslu dan Dishub Copot Stiker Bergambar Paslon Capres di Angkot Tangsel

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Depok sebelumnya mencatat, angka pelanggaran kampanye calon anggota legislatif di Depok meningkat dua kali lipat.

Menindaklanjuti hal tersebut, Bawaslu Depok bersama Dinas Perhubungan Depok dan Satpol PP Kota Depok menertibkan sejumlah angkot yang memasang stiker calon anggota legislatif di kaca angkutan umum di sejumlah wilayah di Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Penampilan Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Palsu TNI yang Kini Berbaju Tahanan

Megapolitan
Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Gerindra Mulai Jaring Sosok Calon Wali Kota Bogor untuk Pilkada 2024

Megapolitan
DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

DBD di Jaksel Turun Drastis, dari 507 Menjadi 65 Kasus per April 2024

Megapolitan
Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Dalam Rapat LKPJ 2023, Heru Budi Klaim Normalisasi Berhasil Atasi Banjir Jakarta

Megapolitan
Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Tak Hanya Kader, PKS Juga Usulkan Anies dan Eks Kapolda Masuk Bursa Bacagub DKI

Megapolitan
Tak Lagi Dapat 'Privilege' KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Tak Lagi Dapat "Privilege" KTP Jakarta, Warga: Akses Pendidikan dan Kesehatan Jangan Jomplang

Megapolitan
Warga 'Numpang' KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Warga "Numpang" KTP DKI: Pelayanan di Jakarta Itu Enak Banget, Administrasinya Enggak Ribet...

Megapolitan
Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Masuk Bursa Cagub DKI dari PKS, Khoirudin: Saya Kawal dari Dewan Saja...

Megapolitan
Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Maju di Pilkada Kota Bogor, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Daftar Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com