Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bedanya KRL Premium dan KRL Reguler Jabodetabek

Kompas.com - 21/12/2018, 06:30 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) berencana mengoperasikan kereta rel listrik (KRL) premium di Jabodetabek.

Uji coba kereta tersebut akan dilakukan pada pertengahan 2019.

Lalu, apa saja perbedaan antara KRL premium dengan KRL reguler Jabodetabek?

Dari segi fasilitas, KRL premium memiliki tingkat kenyamanan lebih baik dibanding KRL reguler.

KRL premium akan difasilitasi tempat duduk yang memenuhi seluruh rangkaian kereta.

Baca juga: Uji Coba KRL Premium Medio 2019, Rencananya di Bekasi dan Tangerang

KRL premium juga rencananya dilengkapi koneksi internet gratis.

Sementara itu, rangkaian KRL reguler memiliki tempat duduk yang terbatas.

Tidak ada koneksi internet di dalam kereta.

"Posisi rangkaian akan kami gunakan tempat duduk. Mungkin ditambah WiFi, tapi tarifnya masih terjangkau," ujar Direktur Operasi dan Pemasaran PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Subakir setelah pemaparan kesiapan PT KCI menghadapi angkutan Natal dan Tahun Baru 2019 di Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2018).

Perbedaan lainnya, tarif KRL premium jauh lebih mahal dibanding KRL reguler.

 

Jika naik KRL reguler, penumpang membayar Rp 3.000 untuk 1 hingga 25 km pertama.

Sementara itu, tarif KRL premum direncanakan maksimal Rp 20.000.

Namun, PT KCI belum menjelaskan skema tarif tersebut.

Pada KRL reguler kerap terjadi penumpukan penumpang, apalagi ketika jam sibuk.

Adapun penumpang KRL premium nantinya  dibatasi sehingga tidak terjadi kepadatan penumpang di dalam kereta.

KRL premium hanya akan berhenti di sejumlah stasiun tertentu, atau tidak di setiap stasiun sehingga perjalanan kereta akan lebih cepat.

Baca juga: Tarif KRL Premium Tak Akan Lebih dari Rp 20.000

Subakir mengatakan, pengoperasian KRL premium dilakukan untuk menambah pelayanan kepada masyarakat.

PT KCI tidak bermaksud  mengkotak-kotakan antara masyarakat yang mampu dan yang tidak.

"Saya hanya ingin menambahkan pelayanan saja. Untuk pemanfaatan seluruhnya (masyarakat) boleh saja, bukan mampu atau tidak mampu. Seluruhnya silahkan menikmati, hanya pilihan saja," ujar Subakir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan 'Food Estate' di Kepulauan Seribu

Pemprov DKI Bakal Libatkan BRIN dalam Pengembangan "Food Estate" di Kepulauan Seribu

Megapolitan
Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Mengenang 9 Tahun Kematian Akseyna, Mahasiswa UI Berkumpul dengan Pakaian Serba Hitam

Megapolitan
Pengeroyokan Preman oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Pengeroyokan Preman oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus Mencekam, Warga Ketakutan

Megapolitan
'Update' Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

"Update" Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim Utama, Total 9 Mobil Terlibat

Megapolitan
Oknum TNI Diduga Keroyok Preman di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Oknum TNI Diduga Keroyok Preman di Depan Polres Jakpus, Warga: Itu Darahnya Masih Ada

Megapolitan
Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Polda, Polri, dan Kejati Tak Bacakan Jawaban Gugatan MAKI Terkait Desakan Tahan Firli Bahuri

Megapolitan
Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Oknum TNI Aniaya 4 Warga Sipil di Depan Mapolres Jakpus

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian 'THR Lebaran' untuk Warga Terdampak Bencana

Ketua DPRD Kota Bogor Dorong Pemberian "THR Lebaran" untuk Warga Terdampak Bencana

Megapolitan
Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Dua Karyawan SPBU Karawang Diperiksa dalam Kasus Bensin Dicampur Air di Bekasi

Megapolitan
Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Soal Urgensi Beli Moge Listrik untuk Pejabat, Dishub DKI: Targetnya Menekan Polusi

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di DKI Jakarta Hari Ini, 28 Maret 2024

Megapolitan
Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Gagal Rekonstruksi karena Sakit, Gathan Saleh Dibawa ke Dokter

Megapolitan
Karyoto Disebut Hentikan Perkara Firli Bahuri Diam-diam, Polda Metro Jaya: Mengada-ada!

Karyoto Disebut Hentikan Perkara Firli Bahuri Diam-diam, Polda Metro Jaya: Mengada-ada!

Megapolitan
9 Tahun Misteri Kasus Kematian Akseyna, Keluarga Tidak Dapat “Update” dari Polisi

9 Tahun Misteri Kasus Kematian Akseyna, Keluarga Tidak Dapat “Update” dari Polisi

Megapolitan
Ammar Zoni Residivis Narkoba 3 Kali, Jaksa Bakal Pertimbangkan Tuntutan Hukuman

Ammar Zoni Residivis Narkoba 3 Kali, Jaksa Bakal Pertimbangkan Tuntutan Hukuman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com