Menurut Dadang, suasana mencekam saat gelombang tsunami kedua datang.
Kaca kamar hotel yang berada di lantai dua pecah dan kasur pun berserakan hingga ke luar hotel. Beruntung, ia dan sekeluarga yang berada di lantai dua berhasil selamat.
Porak poranda
Dadang pun langsung turun ke bawah untuk mencari istrinya. Saat itu, lobi hotel telah porak poranda akibat terjangan gelombang tsunami.
Pohon-pohon tumbang dan sejumlah bangunan runtuh. Ia berhasil menemukan istrinya yang berada di bawah kolong mobil.
Kendati demikian, perjuangannya belum selesai. Dadang harus mencari bantuan medis untuk istrinya.
Sayangnya, ia tak menemukan bantuan lantaran semua orang berhamburan pergi menuju bukit atau daratan yang lebih tinggi guna menyelamatkan diri.
"Kabarnya akan ada tsunami lagi waktu itu. Saya mencari bantuan tetapi enggak ada. Warga menyarankan agar saya ke perbukitan. Akhirnya saya berpikir untuk membawa istri dan keluarga saya ke bukit dulu," kata Dadang.
"Saya melihat pick up yang ditinggal sama driver-nya. Saya sudah enggak pikir panjang, saya bawa istri saya pakai pick up itu. Saya angkat sendiri badan istri saya itu. Saya langsung naik ke bukit. Perjalanannya sekitar 15 menit dari bawah. Saya juga enggak tahu itu mobil milik siapa," ujar dia.
Saat itu, anak, menantu, dan kedua cucu Dadang berada di mobil lainnya.
Baca juga: Finalis None Jaktim yang Jadi Korban Tsunami Banten Sempat Dilarang Pergi
Mereka bertemu di masjid di atas bukit. Mereka pun harus menunggu bantuan medis dari Sabtu sekitar pukul 22.30 WIB hingga Minggu (23/12/2018) pukul 03.00 WIB.
Istrinya pun langsung dibawa ke Rumah Sakit Krakatau Medika menggunakan ambulans milik TNI.
Selanjutnya, atas permintaan keluarga, istri Dadang dirujuk ke RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan untuk perawatan medis lebih lanjut.
"Sampai masjid di atas (bukit) itu sekitar 15 menit dari bawah. Waktu itu hujan deras, HP sudah enggak bisa dipakai karena enggak ada sinyal, hujan deras juga. Basarnas baru datang sekitar jam 03.00 WIB (Minggu)," ucap dia.
"Tetapi istri saya dibawa pakai ambulans TNI karena ambulans Basarnas dipakai untuk korban lainnya," kata Dadang.