"Sudah disepakati bahwa kursi (wagub) itu diamanatkan, dimandatkan kepada PKS. Mudah-mudahan pada waktu berikutnya nanti segera disampaikan kepada publik tentang dua nama kader PKS yang akan disampaikan ke pimpinan DPRD DKI Jakarta," kata Ketua DPW PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo.
Baca juga: PKS Tak Ingin Fit and Proper Test Cawagub DKI Gugurkan Calonnya
Kedua partai juga sepakat akan membentuk badan untuk melakukan fit and proper test kepada para kandidat wagub DKI.
PKS mengajukan Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto untuk mengikuti fit and proper test setelah mengadakan uji kelayakan internal terhadap dua kader tersebut.
Gerindra dan PKS DKI sudah memilih dua orang yang akan masuk ke dalam tim fit and proper test.
Gerindra memilih Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Syarif dan Peneliti Senior LIPI Siti Zuhro.
Sementara itu, PKS memilih Ketua DPW PKS DKI Syakir Purnomo dan Ketua Dewan Syariah Wilayah PKS DKI Abdurrahman Suhaimi sebagai anggota tim.
Baca juga: PKS Ingin Samakan Persepsi Fit and Proper Test Cawagub DKI dengan Gerindra
PKS dan Gerindra mulanya akan bertemu pada 4 Desember untuk menyamakan persepsi soal fit and proper test.
Dalam hal ini, PKS yang mengundang Gerindra ingin membahas soal mekanisme fit and proper test tersebut.
Sebab, kedua partai belum memiliki pemahaman yang sama soal fit and proper test untuk menentukan kandidat wagub DKI.
Baca juga: DPP PKS: Alasan Cawagub DKI dari PKS Tak Dikenal Mengada-ada
PKS berpendapat seharusnya fit and proper test tidak perlu dilakukan. Nantinya, anggota DPRD DKI hanya perlu melakukan voting untuk memilih antara Syaikhu atau Agung Yulianto yang akan menjadi wagub DKI.
Namun, Gerindra meminta pertemuan itu diundur.
Baca juga: Surati Gerindra, PKS Beri 2 Nama Cawagub DKI yang Mereka Usung
Baru-baru ini, beberapa perwakilan fraksi DPRD DKI mengaku tidak mengenal Syaikhu dan Agung Yulianto. Mereka berharap kandidat wagub yang diajukan ke DPRD adalah yang memahami permasalahan Jakarta.
Gubernur Anies pun berulang kali mengeluhkan belum adanya wagub DKI.
Anies mengatakan, ia tidak bisa ikut memilih wagub DKI.
"Di Indonesia itu unik, penentuan wakil itu bukan gubernur yang menentukan. Jadi, ini kembali ke zaman Siti Nurbaya di mana kita tidak terlibat untuk menentukan," kata Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.