Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari 64 Korban Lion Air JT 610, Keluarga Patungan Rp 132 Juta

Kompas.com - 29/12/2018, 19:57 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga dari 64 korban pesawat Lion Air JT 610 masih berusaha mencari jasad yang belum ditemukan. Mereka yang tergabung dalam "JT 610 Family" itu rela menggelontorkan uang pribadi mencapai Rp 132 juta untuk biaya pencarian.

"Sekali ke lokasi kita sekitar Rp 132 juta. Urunan dari 64 keluarga (korban yang belum diidentifikasi)," kata seorang perwakilan dari keluarga korban, Engku Bocana saat ditemui Kompas.com di Dermaga 22, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (28/12/2018).

Engku mengatakan, pencarian ini dilakukan para keluarga korban secara mandiri, tanpa bantuan dari pihak Lion Air. Keluarga korban dapat menyumbang sesuai kemampuan tanpa paksaan. 

Baca juga: Cari Sendiri Korban JT 610, Pihak Keluarga Mengaku Temukan Serpihan

"Patungan tidak ditentukan angkanya berapa tapi sesuai dengan kesanggupan masing-masing," jelas Engku.

Dalam melakukan pencarian, mereka menyewa sebuah kapal cepat Princess 66 untuk menyambangi lokasi jatuhnya pesawat. Selain itu, melibatkan 8 orang penyelam profesional untuk membantu melakukan pencarian tersebut.

Menurut Engku, keluarga ingin membawa jasad korban untuk dimakamkan meskipun ditemukan hanya bagian tubuh yang tak utuh.

"Walaupun ketemu body parts, terus diidentifikasi di DVI, mereka kan pengin bawa ke kampung secara layak sehingga kalau ada anak cucunya makamnya di mana ada gitu yang dikasih tau," ujarnya.

Baca juga: Dorong Lion Air Cari Lagi Korban JT 610, Keluarga Bersurat ke Jokowi

Sebelumnya diberitakan, keluarga korban  jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 melakukan pencarian mandiri terhadap 64 korban yang belum ditemukan.

Dalam pencarian tersebut, mereka mendapati serpihan pesawat dan benda yang diduga sebagai bagian tubuh dari korban.

Namun karena kondisi cuaca, mereka gagal menurunkan para penyelam untuk menaikan serpihan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com