"Soal dugaan bunuh diri, belum bisa menyimpulkan. Senjata api sudah keluar dari sarungnya, ditemukan di atas rumput, ada di sekitar body dari korban," ujar Argo.
Saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pada Senin malam, polisi belum dapat menemukan bukti bekas peluru dari luka tembak yang dialami Matheus.
Meski demikian, polisi menemukan barang bukti milik korban di lokasi, seperti dompet, KTP, dan identitas anggota kepolisian.
Barang milik Matheus, seperti sepeda motor, ponsel, dompet, serta identitas anggota polisi, masih berada di lokasi.
"Barang-barang korban di TKP tidak ada yang hilang, baik sepeda motor. Sepeda motornya diparkir dengan rapi," ujar Argo.
Menantu Matheus, Angger Aprinda, mengatakan, tidak ada gelagat yang aneh dengan Matheus saat hari kejadian.
Matheus berperilaku seperti biasa. Bahkan, Matheus sempat pamit untuk bekerja.
Baca juga: Anggota Polres Depok yang Tertembak di Kepala Kirim Pesan Ini Sebelum Tewas
Dalam kesehariannya, Matheus juga dikenal sangat baik dan akrab dengan tetangga di sekitar rumah.
Tak hanya kepada tetangga, Matheus juga akrab dengan seluruh rekan kerjanya, bahkan dengan rekan kerja yang notabene memiliki jarak umur cukup jauh.
Hingga kini, pihak keluarga tidak percaya bahwa Matheus sudah tiada.
"Ibarat kalau panas terik terus hujan turun kan kita kaget ya. Nah sama, Bapak enggak sakit, enggak ada tanda apa pun, tiba-tiba meninggal kan kami kaget," tutur Angger.
Sebelum ditemukan tewas, Bripka Matheus sempat bertemu dengan putra bungsunya, Adi.
Adi menceritakan, ia bertemu dengan ayahnya sekitar pukul 16.50 WIB di sekitar Polsek Pancoran Mas, Depok.
Saat itu, Adi bertemu dengan sang ayah untuk mengambil kartu ATM yang sempat dibawa Matheus.
Selain untuk mengambil kartu ATM, Adi juga hendak menyerahkan ponsel Matheus yang ditinggalkan di rumah.