Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Busa di Kali Item dan Rencana DKI Atur Usaha Cuci Mobil dan Laundry

Kompas.com - 04/01/2019, 09:04 WIB
Nursita Sari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemunculan tumpukan busa tebal berwarna putih yang menutupi permukaan Kali Sentiong atau Kali Item di seberang Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, menjadi perbincangan di media sosial pada Selasa (1/1/2019).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebutkan, busa itu disebabkan limbah detergen dan limbah rumah tangga yang dibuang langsung ke kali. Sisa air cucian bisnis cuci mobil dan laundry di sekitar Kali Sentiong juga rupanya dibuang ke kali itu. Sejumlah pekerja dan pengusaha dua jenis usaha itu mengakuinya.

Baca juga: Anies Sebut Busa Kali Sentiong dari Detergen Limbah Rumah Tangga

Malang (41 tahun), pengelola usaha laundry di Kelurahan Sunter Jaya, mengatakan, setiap hari, air bekas cucian dibuang ke saluran got di depan tempat usahanya yang akan mengalir ke Danau Sunter sebelum dipompa ke Kali Sentiong.

"Semuanya langsung dibuang, kalau di sini enggak ada penampungan air begitu. Di sini banyak laundry, kayaknya semua langsung ke got," kata Malang, Kamis (3/1/2019).

Cerita serupa diutarakan karyawan di kios laundry Ayi (35) dan pengelola tempat cuci mobil Oman (54).

Oman mengakui, air bekas cucian dari tempat usahanya dibuang ke got yang langsung mengalir ke Kali Sentiong. Menurut dia, air yang mengalir ke Kali Sentiong sudah bebas dari kotoran, seperti butiran pasir hingga sisa sabun cair.

"Dibuang ke kali kecil itu, ada penampungannya sih buat ambilin kotorannya kayak pasir begitu, tetapi airnya langsung ngalir ke Kali Sentiong," kata Oman.

Akan diatur

Salah satu tempat laundry di Kelurahan Sunter Jaya dekat Kali Sentiong, Kamis (3/1/2019).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Salah satu tempat laundry di Kelurahan Sunter Jaya dekat Kali Sentiong, Kamis (3/1/2019).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyadari adanya sejumlah usaha cuci mobil dan laundry yang mencemari Kali Sentiong. Limbah detergen yang dihasilkan rumah tangga dan bisnis itu mencemari sungai dan kali di Jakarta.

Karena itu, Pemprov DKI Jakarta akan mengatur usaha cuci mobil dan laundry. Salah satu yang akan diatur adalah terkait lokasi dan pengolahan limbah kedua jenis usaha tersebut.

"Kita di Jakarta akan mengatur juga tentang di mana-mana saja, di mana kita boleh melakukan pencucian mobil, tempat laundry, pengolahan air limbah hasil pencucian mobil dan hasil laundry," ujar Anies, kemarin.

Solusi lain yang akan dilakukan Pemprov DKI untuk mengatasi pencemaran detergen di sungai yakni dengan membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di perkampungan warga. Dengan demikian, limbah rumah tangga diharapkan tidak lagi dibuang ke kali dan sungai.

Kebijakan pemerintah pusat 

Selain itu, Pemprov DKI berharap Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan mengkaji ulang standar penggunaan bahan-bahan detergen. Anies menyampaikan, masalah limbah detergen tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi di seluruh Indonesia.

Baca juga: Masalah Busa seperti di Kali Item Disebut Terjadi di Seluruh Indonesia

Karena itu, Anies menyebut solusi untuk mengatasi pencemaran sungai dan kali harus dimulai dari hulu. Caranya yakni mengatur penggunaan detergen ramah lingkungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com