Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Hidup Pembangunan Masjid Istiqlal Suparno Ingin Bertemu Jokowi

Kompas.com - 07/01/2019, 17:20 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suparno (95) atau kerap disapa Mbah Parno, penerima hadiah rumah pada Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama ke-73 tahun 2019, berharap dapat bertemu Presiden Joko Widodo untuk mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah kepada dirinya.

Tak lupa, ia juga ingin berbagi cerita tentang sejarah berdirinya Masjid Istiqlal kepada Presiden.

Ia mengaku mendapatkan hadiah rumah yang diberikan secara simbolis oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Jumat (4/1/2019) lalu di kantor Kementerian Agama.

Baca juga: Cerita Mbah Parno, Dapat Rumah Setelah 66 Tahun Mengabdi di Masjid Istiqlal

"Saya sudah pernah bertemu Presiden pertama (Soekarno) saat peletakan batu pertama, kemudian bertemu Bapak Soeharto saat peresmian. Saya ingin bertemu Pak Jokowi sekarang, kan Presiden pertama dan kedua sudah," kata Mbah Parno kepada Kompas.com, Senin (7/1/2019).

"Sekalian saya ingin berterima kasih sambil cerita tentang Masjid Istiqlal. Sekarang kan cuma tinggal saya yang hidup, saksi hidup dibangunnya Masjid Istiqlal. Kalau pegawai baru kan enggak melihat secara langsung," lanjut dia.

Mbah Parno menceritakan, dirinya pernah bekerja sebagai kuli bangunan untuk pembangunan Gelora Bung Karno (GBK) dan Monumen Nasional (Monas).

Kendati demikian, ia bekerja di dua proyek itu tak lebih dari setahun. Selanjutnya, ia bekerja sebagai kuli bangunan di Masjid Istiqlal dan menjadi pelayan Frederich Silaban, arsitek Masjid Istiqlal.

"Saya kerja di Stadion Senayan (sekarang disebut GBK) setahunan, terus pindah ke (pembangunan) Monas selama delapan bulan. Memang enggak bertahan lama sampai akhirnya saya pindah kerja di Masjid Istiqlal sampai sekarang," ujar Mbah Parno.

Oleh karena itu, ia mempunyai banyak cerita tentang pengerjaan bangunan ikonik di Jakarta.

Mbah Parno pun menceritakan secara detail kepada Kompas.com terkait kondisi sekitar Masjid Istiqlal sebelum dimulainya pembangunan.

"Dulu sungai dekat masjid itu kecil saja, enggak sebesar sekarang. Itu memang dibuat seperti itu karena masuk dalam perencanaan pembangunan," kata Mbah Parno.

"Bahkan, dulu jalan di depan masjid masih jalan petak yang kecil. Sementara di bawah masjid itu dulu ada jalan penghubung ke Pasar Ikan di Jalan Kartini, sekarang sudah ditutup," sambungnya.

Baca juga: Ingin Selalu Dekat Istiqlal, Mbah Parno Tak Mau Tempati Rumah dari Kemenag

Ia berharap semakin banyak masyarakat yang mau belajar tentang sejarah berdirinya Masjid Istiqlal.

Ia pun bersedia untuk menceritakannya secara sukarela kepada masyarakat, termasuk Presiden Jokowi.

"Pak Frederich Silaban kan sudah meninggal dunia. Teman-teman saya juga sudah meninggal dunia. Makanya sebelum saya meninggal dunia, saya ingin menceritakan bagaimana masjid itu dibangun," ujar Mbah Parno.

"Saya nilai saya bisa hidup sampai sekarang itu sebagai amanah dari Allah untuk terus menjaga Masjid Istiqlal dan terus menyebarkan berita tentang masjid itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com