JAKARTA, KOMPAS.com — Pengemudi ojek online Go-Jek berjuluk "driver 001", Mulyono, menceritakan pengalamannya selama delapan tahun bergabung dengan perusahaan aplikasi tersebut.
"Driver 001" merupakan julukan untuk Mulyono karena menjadi salah satu driver Go-Jek pertama yang beroperasi saat perusahaan aplikasi itu baru muncul di Indonesia pada 2010.
Mulyono menceritakan, di awal munculnya Go-Jek, mendapatkan penumpang tak semudah seperti sekarang ini. Saat itu Mulyono masih mengandalkan call center Go-Jek yang akan menghubunginya jika ada penumpang yang hendak diantar.
"Bahasa bakunya call center, 'selamat siang Pak, selamat pagi Pak, bisa minta tolong ambil orderan ini?' Kalau kita bilang bisa, dia kirim alamat pakai SMS lengkap, rumah, nama customer, lengkap. Kalau sudah selesai, kita laporan," ujar Mulyono saat ditemui Kompas.com di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (8/1/2019).
Baca juga: Berkenalan dengan Mulyono Driver 001, Pengemudi Pertama Go-Jek...
Namun, karena saat itu Go-Jek hanya memiliki 20 pengemudi, mereka harus rela menjemput penumpang di lokasi yang terbilang sangat jauh.
Mulyono mengatakan, titik penjemputan bisa mencapai 10-15 kilometer dari tempat dia berada. Jika pengemudi sering menolak permintaan penjemputan, maka call center akan jarang memberikan orderan.
Di awal kemunculan Go-Jek, rata-rata penumpang merupakan warga negara asing. Bahkan, beberapa sudah ada yang menjadi langganan Mulyono. Saat itu, pelanggan bisa meminta pengemudi yang dia inginkan dengan menghubungi call center.
Tarif yang dulu dikenakan berkisar Rp 3.000 per kilometernya, dengan sistem bagi hasil 35 persen untuk Go-Jek dan 65 persen untuk pengemudi.
Dalam sepekan, Mulyono bisa mendapatkan penghasilan mencapai Rp 400.000 hingga Rp 500.000. Seiring perkembangan Go-Jek, tarif dinaikkan menjadi Rp 3.500 per kilometer ditambah Rp 5.000 jika jarak untuk penjemputan terlalu jauh.
Baca juga: Hadirnya Go-Jek dan Pengaruhnya ke Perekonomian Bandung...
Saat itu, ada seorang kolektor dari manajemen Go-Jek yang setiap pekan datang untuk mengambil komisi.
Mulyono mengatakan, memang ada penurunan dari sisi tarif saat ini bila dibandingkan dengan awal mula Go-Jek hadir di Indonesia. Salah satunya karena persaingan dengan perusahaan aplikasi lainnya.
Namun, Mulyono menilai, meski tarif turun, banyak hal positif telah ditingkatkan oleh manajemen Go-Jek. Misalnya, saat ini pengemudi bisa melakukan cicilan motor, mobil, laptop, rumah, bahkan bisa menyicil untuk biaya umrah melalui Go-Jek.
Dua pekan sekali, manajemen Go-Jek juga melakukan pertemuan dengan para mitranya untuk meminta masukan serta mencari tahu kendala selama di lapangan.
Mulyono mengatakan, hal tersebut tidak dia dapatkan saat pertama kali ada di Go-Jek.
"Tarif turun, tapi poin-poin positif banyak. Dulu mana ada manajemen kopdar dengan mitranya, sekarang dua minggu sekali. Bahkan seluruh Indonesia malah," ujar Mulyono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.