JAKARTA, KOMPAS.com - Bus rapid transit (BRT) atau jaringan Transjakarta dalam koridor baru menjangkau 23 persen wilayah di DKI Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedam mengatakan pihaknya harus memperluas jangkauan itu.
"Januari ini nanti MRT dan BRT itu akan memunculkan rencana pengintegrasiannya dan perluasan jangkauan. Karena saat ini baru 20 persen lebih warga DKI dan wilayahnya, kalau enggak salah 23 persen, yang terjangkau dengan BRT ini," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (9/1/2018).
Anies mengatakan dalam rencana induk transportasi, ditargetkan jaringan bus bisa menjangkau hingga 90 persen warga. DKI juga bakal menambah jumlah bus.
Baca juga: Kemenhub Ingin Angkutan BRT Berkembang di Daerah
"Yang tidak kalah penting adalah mengintegrasikan juga dengan kereta api, nah ini yang masih dalam fase pembicaraan," ujar Anies.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan di Jabodetabek mencapai Rp 100 triliun per tahun.
Masalah ini dibahas dalam rapat terbatas tentang tata kelola transportasi di Jabodetabek bersama Presiden Joko Widodo, Selasa (8/1/2019-.
Jokowi menegaskan bahwa pengelolaan sistem transportasi di Jabodetabek mesti sederhana dan terpadu, bukan seperti sekarang yang masih tumpang tindih antara kementerian/lembaga dengan pemerintah daerah.
"Ini kalau kita jadikan barang, sudah jadi MRT dan LRT ya. Enggak mungkin yang seperti ini kita teruskan. Kita harus berani memulai, harus berani merancang agar Rp 65 triliun betul-betul jadi barang, bukan asap memenuhi kota," ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.