Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Bersamaan di Rumah Dua Pimpinan KPK...

Kompas.com - 10/01/2019, 09:32 WIB
Dean Pahrevi,
Dian Maharani

Tim Redaksi

"Pada pelemparan pertama, barang bukti yang dilempar terkena tembok lalu jatuh di lantai 1 tapi tidak terbakar, sedangkan pada pelemparan kedua, barang bukti tidak pecah," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat dikonfirmasi.

Baca juga: WP KPK: Teror Kepada Pimpinan dan Pegawai Tak Akan Ciutkan Nyali Kami

Laode beserta keluarganya berada di rumah ketika terjadi pelemparan dua bom molotov.

Dia baru menyadari adanya bom saat subuh, ketika menemumkan bom molotov yang masih utuh di teras rumahnya dan melihat tembok rumahnya menghitam.

"Keliatannya itu (peristiwa) jam 00.55 menurut kamera CCTV sekitar jam 1 pagi. Kami lagi di rumah, pagi-pagi bangun subuh, kebetulan salah satu bom molotovnya itu jatuhnya terduduk jadi enggak pecah," kata Laode.

Baca juga: Laode dan Keluarga Berada di Rumah Saat Pelemparan Bom Molotov Terjadi

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengungkapkan Ratna Sarumpaet resmi ditahan di Polda Metro Jaya atas kasus penyebaran hoaks pada Jumat (5/10/2018).RIMA WAHYUNINGRUM Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengungkapkan Ratna Sarumpaet resmi ditahan di Polda Metro Jaya atas kasus penyebaran hoaks pada Jumat (5/10/2018).

Polisi bentuk tim usut teror bom

Pihak kepolisian bentuk tim yang terdiri dari Densus 88, satuan Polda Metro Jaya, dan tim inafis Puslabfor untuk mengusut tuntas teror bom kepada pimpinan KPK.

"Dengan kejadian di dua TKP tersebut dari tim Mabes Polri yang dipimpin Kepala Densus 88, dari Polda (Metro Jaya), inafis Puslabfor, kami bentuk tim mengungkap siapa pelakunya," tutur Argo.

Argo menambahkan, hingga kini tim khusus tersebut tengah menyelidik kasus teror bom. Rekaman kamera CCTV pada rumah pimpinan KPK pun sudsh diperiksa. Pemeriksaan termasuk kepada enam orang saksi termasuk pimpinan KPK.

"Kita tunggu saja. Kita beri waktu kesempatan, kalau hasil sudah ada kami sampaikan di media," ujar Argo.

Suasana Rumah Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Agus Rahardjo yang ditemukan benda mencurigakan menyerupai bom paralon, Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Kota Bekasi, Rabu (9/1/2019).KOMPAS.com/DEAN PAHREVI Suasana Rumah Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Agus Rahardjo yang ditemukan benda mencurigakan menyerupai bom paralon, Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Kota Bekasi, Rabu (9/1/2019).

Polisi diminta usut tuntas

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo meminta polisi mengusut tuntas dan menangkap pelaku teror bom kepada pimpinan KPK. Dia menyatakan jangan sampai ancaman teror bom menjadi modus menakuti KPK.

"Agar perbuatan itu tidak menjadi modus para pihak atau kelompok yang menakuti-nakuti baik para pejabat negara, penegak hukum dan masyarakat. Sehingga harus diungkap dan ditemukan pelaku atau otak dan dalangnya dan diberi hukuman berat agar ada efek jera," kata Bambang di Gedung DPR, Rabu (9/1/2019).

Dia menduga ancaman ini untuk membuat suasana mencekan di masyarakat. Bambang pun yakin ancaman teror bom tidak akan mempengaruhi kinerja KPK dalam memberantas korupsi.

Hal senada disampaikan Menko Polhukam Wiranto. Dia berharap teror bom bisa diusut tuntas sehingga tidak mengancam kenyamanan masyarakat dan tidak mengganggu keamanan jelang Pemilu 17 April 2019 nanti.

Baca juga: Cerita Johan Budi Alami Teror saat Jadi Jubir KPK

Sementara itu, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi Saptopribowo yakin polisi dapat mengusut tuntas kasus ini.

Johan yang pernah menjabat juru bicara KPK itu mengatakan, secara hukum tidak boleh ada oknum-oknum atau kelompok yang melakukan tindakan intimidasi kepada penegak hukum termasuk KPK.

Menurut Johan, teror bom kepada pimpinan KPK merupakan tindak intimidasi untuk menakut-nakuti atau mengancam KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com