Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Titik Terang, Stadion BMW Mulai Dibangun Maret 2019

Kompas.com - 11/01/2019, 09:18 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Stadion bertaraf internasional di kawasan Taman BMW, Sunter, Jakarta Utara, akan dimulai akhir Maret 2019. Stadion itu nanti akan menjadi markas Persija Jakarta.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Daryoto menyatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Persija Jakarta dan Jakmania (kelompok pendukung Persija) terkait rencana itu.

"Akhir Maret rencana kami (groundbreaking). Sudah kami komunikasikan ke teman-teman di Persija, Jakmania, mereka tahu kok kalau Maret," kata Dwi di Depo LRT Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (10/1/2019).

Baca juga: Pemprov DKI Tak Hanya Bangun Stadion BMW, tetapi Bangun Kawasan

Dwi menyatakan, desain stadion sudah siap tetapi belum bisa dipublikasikan. Ia menargetkan, pembangunan stadion berkapasitas 80.000 penonton itu rampung pada 2021.

"(Target selesainya) 3 tahun, 2021. Mau groundbreaking-nya Agustus, mau Maret, pokoknya 2021 harus jadi. Kasihan teman-teman Persija," ujar dia.

Ia menjelaskan, kawasan Taman BMW nant tidak hanya dibangun stadion tetapi menjadi sebuah kawasan yang di dalamnya terdapat stadion.

Menurut Dwi, kawasan itu akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas seperti hotel dan apartemen yang akan dikomersialkan untuk menjadi sumber dana perawatan stadion.

"Membangun kawasan itu untuk save financing-nya membangun stadion itu dari mana, masa tergantung APBD terus?" ujar dia.

Baca juga: Stadion BMW Mulai Dibangun Akhir Maret 2019

Jakpro akan bekerja sama dengan sejumlah pihak dalam membangun kawasan itu. Sementara pembangunan Stadion BMW dibiayai dana Penyertaan Modal Daerah (PMD) yang sudah disetujui DPRD DKI.

Dwi juga menyebutkan, Depo MRT Fase II tidak akan dibangun di lahan bakal berdirinya Stadion BMW seperti yang didengungkan beberapa waktu terakhir. Ia beralasan, Depo MRT Fase II seluas 12 hektar tidak akan cukup bila dibangun bersamaan dengan Stadion BMW di atas lahan seluas 25 hektar.

"Kalau 12 (hektar) itu diambil buat depo, berarti tinggal 13 hektar, cukup enggak untuk stadion dan kawasan lainnya? Kan enggak cukup," ujar dia.

Ia melanjutkan, Depo MRT Fase II tidak dibangun di lahan tersebut karena depo merupakan objek vital yang tidak boleh berada di kawasan yang ramai pengunjung

"Enggak mungkin depo itu dibangun di sana karena depo itu objek vital nasional, gak mungkin dicampur dengan crowd. Nah akhirnya nanti terserah MRT atau JICA mau apakah tetap di Kampung Bandan atau di tempat lain," kata dia

Namun kawasan Stadion BMW tetap membutuhkan fasilitas transportasi berupa stasiun MRT untuk memudahkan akses bagi para pengunjung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Jasad 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Dibawa ke RS Polri Kramatjati

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Polisi Tangkap 3 Orang Terkait Penemuan Jasad Perempuan di Dermaga Pulau Pari

Megapolitan
Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com