JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak mau banyak berkomentar soal laporan dugaan kampanye terselubung.
Menurut Anies, hal tersebut seharusnya tidak menjadi fokus pembicaraan pada masa kampanye Pemilihan Presiden 2019.
"Hal-hal seperti ini sebenarnya tidak perlu menjadi fokus percakapan, tetapi ini sekarang malah jadi fokus percakapan, harusnya enggak usah," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (11/1/2019).
Baca juga: Nasib Anies Baswesan soal Dugaan Pelanggaran Kampanye Diputuskan Jumat
Anies menyampaikan, yang seharusnya menjadi fokus percakapan dalam Pilpres 2019 adalah hal-hal yang bersifat subtantif.
"Kita semua berharap, Pemilu, Pilpres, lebih fokus pada hal-hal yang substantif, bukan hal-hal yang minor seperti ini. Yang lebih substantif karena menentukan arah perjalanan bangsa," kata dia.
Anies sebelumnya dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atas dugaan kampanye terselubung. Pelapor adalah Garda Nasional untuk Rakyat (GNR).
Baca juga: Bawaslu Punya Waktu 14 Hari untuk Putuskan Kasus Anies Baswedan
Anies dituding menyalahgunakan jabatan sebagai kepala daerah untuk mengampanyekan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pemilu 2019.
Kejadian itu berlangsung saat Anies menghadiri Konferensi Nasional Partai Gerindra di Sentul, Jawa Barat, pada 17 Desember 2018.
Dalam acara tersebut, ia mengacungkan ibu jari dan jari telunjuk, sebagaimana simbol pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
Bawaslu Kabupaten Bogor akan memutuskan nasib Anies terkait dugaan kampanye terselubung itu pada hari ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.