JAKARTA, KOMPAS.com - Dua rumah pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo dan Laode M Syarif mendapatkan teror bom pada hari yang sama, Rabu (9/1/2019).
Rumah Ketua KPK Agus yang berada di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Kota Bekasi mendapat teror berupa benda mirip bom paralon yang disangkutkan ke pagar rumah pada pukul 05.30 WIB.
Sedangkan, rumah Wakil Ketua KPK Laode yang berada di Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan dilempari dua bom molotov pada Rabu dini hari.
Baca juga: Polri Bentuk Tim Gabungan, KPK Harap Penyerang Novel Baswedan Segera Ditemukan
Polisi bergegas melakukan penyelidikan dengan membentuk tim yang dipimpin Kepala Densus 88, inafis dan Puslabfor.
"Kami bentuk tim mengungkap siapa pelakunya,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu.
Polisi juga melakukan penjagaan dan patroli selama 24 jam di rumah kedua pimpinan KPK itu.
Baca juga: Polisi Buat Sketsa Wajah Pelaku Teror di Rumah Ketua KPK
Hingga saat ini, ada 17 saksi yang telah diperiksa, 11 di antaranya untuk kasus di rumah Laode, termasuk Laode sendiri.
Sedangkan teror bom di kediaman Agus, sudah ada enam saksi yang diperiksa. Adapun Agus belum bisa diperiksa karena kesibukannya.
Namun, Agus telah menyampaikan kesediaannya untuk memberikan keterangan kepada polisi untuk kepentingan penyelidikan.
Baca juga: Ini Saran Antasari Azhar Kepada Pimpinan KPK untuk Hindari Teror
Penyidik telah menyita kamera CCTV yang terpasang di rumah dan sekitar lingkungan rumah Laode. Dari penyelidikan sementara, ada dua orang berboncengan sepeda motor yang melempar dua bom molotov ke halaman rumah Laode.
Sedangkan di rumah Agus, salah satu saksi mengatakan sebelum teror terjadi, ada orang tidak dikenal yang menanyakan kediaman Agus.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan, ada petunjuk menarik yang ditemukan polisi dalam menyelidiki teror terhadap dua pimpinan KPK itu.
Baca juga: Soal Teror ke Rumah Pimpinan KPK, Kapolri Bilang Ada Petunjuk Menarik
Namun, Tito masih enggan mengungkapkannya.
Adapun Tito menyarankan agar KPK membentuk tim yang nantinya bergabung dengan tim kepolisian dalam menyelidiki kasus teror tersebut.
"Kita berdoa semoga bisa cepat terungkap. Ada beberapa petunjuk yang menarik," kata Tito.
Baca juga: Menkumham: Teror kepada Pimpinan KPK Tak Layak Terjadi di Negara Hukum