JAKARTA, KOMPAS.com - Black box berisi cockpit voice recorder (CVR) pesawat Lion Air JT 610 berhasil ditemukan dan diangkut tim penyelam TNI AL dari dasar perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (14/1/2019).
Penemuan CVR dapat menjadi bahan pelengkap analisis setelah black box berisi flight data recorder (FDR) yang sudah ditemukan pada Kamis (1/11/2018), beberapa hari setelah pesawat jatuh.
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, proses pengunduhan data CVR akan memakan waktu maksimal 5 hari sebelum dilanjutkan ke proses analisis yang ditargetkan selesai dalam waktu satu tahun.
Baca juga: Black Box Lion Air JT 610 Ditemukan Tergores, KNKT Yakin Data CVR Tak Rusak
"Mudah-mudahan analisis tidak terlalu lama. Jika sudah selesai dianalisis dan ada laporan akhir, maka temuan akan dirilis, semoga tidak sampai satu tahun dapat diumumkan," kata Soerjanto di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin.
Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo menjelaskan, CVR berisi rekaman suara aktivitas di dalam kokpit pesawat.
Baca juga: TNI AL Beberkan Proses hingga Temukan Black Box CVR Lion Air JT 610
"Waktu ada masalah ini apa diskusi yang terjadi antar pilotnya. Bagaimana mengambil keputusan. Alasannya apa, nah itulah yang kita pengen lihat. Mengapa kok dia punya pandangan seperti ini pas terjadi masalah ini," ujar Nurcahyo.
Ia menegaskan, penemuan CVR bersifat melengkapi data-data yang ditemukan sebelumnya.
Menurut dia, KNKT belum tentu bisa menyimpulkan penyebab kecelakaan lewat CVR semata.
Baca juga: 5 Berita Populer: Jet Tempur TNI AU Paksa Turun Ethiopian Airline dan Black Box JT610 Ditemukan
"Kalau ternyata mereka (pilot dan kopilot) diem-dieman, kami enggak tahu, kalau mereka banyak diskusi ya banyak membantu, tetapi kalau mereka diem-dieman gimana," ujar dia.
Adapun, FDR yang ditemukan sebelumnya berisi data penerbangan pesawat seperti ketinggian pesawat, kecepatan pesawat, dan pergerakan pesawat.
Proses pencarian black box CVR tersebut baru dilanjutkan kembali pada Selasa (8/1/2019) menggunakan KRI Spica milik TNI AL.
Kepala Pushidros TNI AL Laksamana Muda Harjo Susmoro mengatakan, masa pencarian itu diburu waktu lantaran sisa waktu ping locator tinggal 15 hari.
Baca juga: Selain Black Box Lion Air, 7 Kg Bagian Tubuh Juga Diangkut dari Perairan Karawang
Harjo menuturkan, proses pencarian dikebut menggunakan sejumlah peralatan canggih milik KRI Spica seperti multibeam echo sounder, side scan sonar, dan sub buttom profiling.
Area pencarian juga sudah dilokalisasi di area seluas 5x5 meter yang ditentukan oleh KNKT. Para penyelam diarahkan mencari black box di area tersebut.