Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Black Box CVR, Pintu Mengungkap Jatuhnya Lion Air JT 610

Kompas.com - 15/01/2019, 08:06 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Black box berisi cockpit voice recorder (CVR) pesawat Lion Air JT 610 berhasil ditemukan dan diangkut tim penyelam TNI AL dari dasar perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (14/1/2019).

Penemuan CVR dapat menjadi bahan pelengkap analisis setelah black box berisi flight data recorder (FDR) yang sudah ditemukan pada Kamis (1/11/2018), beberapa hari setelah pesawat jatuh.

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, proses pengunduhan data CVR akan memakan waktu maksimal 5 hari sebelum dilanjutkan ke proses analisis yang ditargetkan selesai dalam waktu satu tahun.

Baca juga: Black Box Lion Air JT 610 Ditemukan Tergores, KNKT Yakin Data CVR Tak Rusak

"Mudah-mudahan analisis tidak terlalu lama. Jika sudah selesai dianalisis dan ada laporan akhir, maka temuan akan dirilis, semoga tidak sampai satu tahun dapat diumumkan," kata Soerjanto di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin.

Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo menjelaskan, CVR berisi rekaman suara aktivitas di dalam kokpit pesawat.

Konferensi pers penemuan black box berisi CVR Lion Air JT 610 di Dermaga JICT 2, Senin (14/1/2019).KOMPAS.com/Ardito Ramadhan D Konferensi pers penemuan black box berisi CVR Lion Air JT 610 di Dermaga JICT 2, Senin (14/1/2019).
Melalui CVR, investigator dapat mengetahui langkah atau upaya yang dilakukan pilot dan kopilot dalam detik-detik jelang pesawat jatuh.

Baca juga: TNI AL Beberkan Proses hingga Temukan Black Box CVR Lion Air JT 610

"Waktu ada masalah ini apa diskusi yang terjadi antar pilotnya. Bagaimana mengambil keputusan. Alasannya apa, nah itulah yang kita pengen lihat. Mengapa kok dia punya pandangan seperti ini pas terjadi masalah ini," ujar Nurcahyo.

Ia menegaskan, penemuan CVR bersifat melengkapi data-data yang ditemukan sebelumnya.

Menurut dia, KNKT belum tentu bisa menyimpulkan penyebab kecelakaan lewat CVR semata.

Baca juga: 5 Berita Populer: Jet Tempur TNI AU Paksa Turun Ethiopian Airline dan Black Box JT610 Ditemukan

"Kalau ternyata mereka (pilot dan kopilot) diem-dieman, kami enggak tahu, kalau mereka banyak diskusi ya banyak membantu, tetapi kalau mereka diem-dieman gimana," ujar dia.

Adapun, FDR yang ditemukan sebelumnya berisi data penerbangan pesawat seperti ketinggian pesawat, kecepatan pesawat, dan pergerakan pesawat.

Buah peralatan canggih

Proses pencarian black box CVR tersebut baru dilanjutkan kembali pada Selasa (8/1/2019) menggunakan KRI Spica milik TNI AL.

Kepala Pushidros TNI AL Laksamana Muda Harjo Susmoro mengatakan, masa pencarian itu diburu waktu lantaran sisa waktu ping locator tinggal 15 hari.

Baca juga: Selain Black Box Lion Air, 7 Kg Bagian Tubuh Juga Diangkut dari Perairan Karawang

Harjo menuturkan, proses pencarian dikebut menggunakan sejumlah peralatan canggih milik KRI Spica seperti multibeam echo sounder, side scan sonar, dan sub buttom profiling.

Area pencarian juga sudah dilokalisasi di area seluas 5x5 meter yang ditentukan oleh KNKT. Para penyelam diarahkan mencari black box di area tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com