Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Kali Pisang Batu Bekasi Kini Setelah Sampah Dikeruk

Kompas.com - 18/01/2019, 06:29 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Selasa (15/1/2019) lalu, selesai mengeruk dan membuang sampah-sampah yang selama ini menutupi Kali Pisang Batu di Tarumajaya.

Pengangkutan sampah-sampah tersebut dilakukan sejak 5 Januari ini. Itu artinya butuh waktu 10 hari untuk mengangkut lautan sampah di kali tersebut dengan dua alat berat dan puluhan truk sampah.

Lautan sampah yang sebelumnya membentang sekitar 1,5 kilometer di kali itu kini sudah selesai diangkut. Namun masih tersisa kumpulan-kumpulan kecil sampah yang mengambang di permukaan kali.

Baca juga: Lautan Sampah Kali Pisang Batu Telah Dikeruk, Bau Tak Sedap Masih Tercium

Air kali kini terlihat lebih mengalir karena tak ada lagi sampah yang menghambat.

Meski sampah-sampah sudah diangkut, air kali tetap berwarna hitam pekat serta berbau menyengat.

Lumpur dan sampah hasil kerukan masih ada yang dibiarkan di pinggir kali. Jalanan di pinggir kali juga masih dipenuhi tanah serta retak akibat pengangkutan sampah dengan alat berat.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Dodi Agus mengatakan, lumpur dan sampah yang masih ada di pinggir kali memang tetap dibiarkan. Pihaknya sudah sepakat dengan warga sekitar untuk menggunakan material hasil kerukan itu sebagai bahan urukan lahan di sekitar kali.

"Kami sudah sepakat sama warga di sana, sampah dan lumpur di pinggir kali bekas kerukan itu buat urukan tanah di lahan sekitar situ, jadi warga dan desa yang ngurus," kata Dodi, Kamis kemarin. 

Dodi mengatakan, selama 10 hari pengangkutan, total sampah yang telah dibuang 2.000 ton. Sampah-sampah itu bervariasi, mulai dari sampah rumah tangga, plastik, hingga kasur.

Sampah-sampah itu sebagian besar berasal dari aliran kali di wilayah Kota Bekasi. Kali Pisang Batu antara lain merupakan terusan dari aliran Kali Blancong yang berada di wilayah Kota Bekasi.

Baca juga: Kali Pisang Batu Selesai Dibersihkan, Sampah 2.000 Ton Lebih Diangkut

Minta ditata

Siti, warga Desa Pahlawan Setia yang tinggal di pinggir kali mengaku senang lautan sampah itu akhirnya hilang. Namun dia berharap Pemkab Bekasi bisa membersihkan dan merapihkan sisa tanah kerukan yang ada di pinggir kali.

"Jalan ini kan akses kami sehari-hari. Abis pengangkutan itu banyak tanah lumpur itu di jalan itu jadi licin kotor juga. Jalan juga banyak yang hancur retak karena kan ada alat berat kemarin itu. Ya minta diberesinlah," kata Siti.

Marjuki, warga yang lain,  mengatakan, kali itu masih tampak kotor dan berwarna hitam walaupun sampah sudah terangkut. Dia berharap Pemkab Bekasi menangani masalah itu sampai tuntas.

"Ya kalinya diperindahlah kalau bisa. Ini masih bau dan hitam gitu airnya walaupun mendingan dibanding kemarin. Pinggirannya juga dirapiin biar enggak malu-maluin," ujar Marjuki.

Pemkab Bekasi kini memasang jaring di area kali yang berbatasan dengan wilayah Kota Bekasi. Hal itu dilakukan agar sampah dari Kota Bekasi bisa dihambat saat memasuki wilayah Pemkab Bekasi.

Dengan begitu, petugas kebersihan dari Kabupaten maupun Kota Bekasi bisa bertanggung jawab membersihkan sampah di wilayahnya masing-masing.

"Kami kan sudah pasang jaring di perbatasan kabupaten dan kota. Kami harapkan seluruh aparat perangkat desa, RT dan RW, camat ikut sama-sama, bahu-membahu menjaga (kali)," ujar Dodi.

Pemkab Bekasi juga akan menginstruksikan pihak kecamatan dan pemerintah desa untuk mengatur RW dan RT agar membuat kelompok masyarakat yang bertugas mengolah sampah dan mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah ke kali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat Sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com