“Awal-awal mah anjingnya liar, tapi setelah kami latih lama kelamaan anjing tersebut nurut dengan sendirinya, seperti pup di tempatnya, buang air kecil tidak di lantai. Itu semua kami latih dan dia ada pelatih atau guru khususnya,” ucap Wilia.
Ia mengatakan, setahun sekali pasti membawa hewan pemeliharaannya ke dokter untuk menjalani cek tubuh dan vaksinasi.
Marmanto, Staf Seksi Peternakan dan Kesehatan Hewan Suku Dinas Ketahanan Penganan Kelautan dan Perikanan (Sudin KPKP) Jakarta Timur mengatakan, vaksin idealnya memang dilakukan satu tahun sekali.
“Vaksin itu idealnya kita lakukan setahun sekali. Jadi, ini kan bentuknya kayak kurva begitu, setelah setahun kurva itu akan turun,” ucap Marmanto.
Baca juga: Kepala Sudin KPKP Jakarta Pusat Sebut Jakarta Bebas Rabies sejak 2004
Marmanto mengatakan, pemicu terkenanya rabies itu dikarenakan udara. Misalnya, anjing yang keluar masuk dari luar DKI itu harus diawasi.
“Jadi kan beda ya udaranya, kalau DKI Jakarta memang sudah bebas dari rabies. Namun, misalkan ada anjing yang dari luar DKI Jakarta, misalnya Bogor masuk ke Jakarta kami kan enggak tahu daerah tersebut apakah sudah bebas dari rabies atau tidak, yang begini kami harus waspadai,” ucap Marmanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.