Selain itu, BTP juga rajin menulis pesan untuk pembeli buku berjudul "Ahok di Mata Mereka". BTP banyak menulis pesan sesuai permintaan pemesan buku.
Buku "Ahok di Mata Mereka" disusun dengan melibatkan 51 penulis sebagai hadiah ulang tahun ke-51 BTP pada 2017.
BTP juga menghabiskan waktunya di penjara dengan membaca banyak buku. Salah satu bacaannya adalah novel sejarah China Sam Kok yang ditulis Lupa Guan Zhong.
Novel itu berkisah tentang masa keruntuhan dinasti Han saat tiga kerajaan Wei, Shu, dan Wu saling berebut kekuasaan.
BTP juga membaca buku-buku lain, seperti buku karya Nurcholis Majid.
"Terakhir saya bertemu Ahok hari Jumat tanggal 5 kemarin. Banyak bercerita tentang baca buku Sam Kok China yang terkenal itu," kata salah satu pengacara BTP, I Wayan Sudirta, 6 Agustus 2017.
Pada awal menghuni Rutan Mako Brimob, BTP lebih banyak berdoa dan menenangkan diri.
Seiring dengan berjalannya waktu, dia mulai mengisi waktu di tahanan dengan berolahraga.
Bahkan, BTP juga menempa dirinya dengan latihan kungfu keseimbangan dan sempat belajar Bahasa Mandarin.
Baca juga: Jelang Pembebasan BTP, Begini Kondisi Mako Brimob
BTP menjadi sosok yang lebih banyak mendengar dan sedikit bicara selama ditahan.
"Jadi Pak Ahok juga olahraga di dalam (rutan). Maaf ya, olahraganya itu gelayutan di dalam sel," ucap pengacara BTP, Teguh Samudera.
Menurut Teguh, BTP membantu mengurus administrasi pihak rutan.
Tugas-tugas tertentu memang kerap diberikan pihak rutan atau lapas kepada warga binaan agar mereka tetap memiliki kesibukan yang bermanfaat.
"Pak Ahok punya banyak waktu di dalam untuk dirinya sendiri dan mengikuti kegiatan yang ditugaskan oleh pengurus rutan," ucapnya.
Saat ditahan di Rutan Mako Brimob, BTP mengajukan upaya hukum peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA) pada 2 Februari 2018.