Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Aktivitas Ahok di Balik Jeruji Besi, Buat Buku hingga Punya Band

Kompas.com - 24/01/2019, 06:30 WIB
Nursita Sari,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) akan bebas dari Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada Kamis (24/1/2019) ini.

BTP memiliki banyak aktivitas selama ditahan hampir dua tahun di balik jeruji besi. Berikut sejumlah aktivitas yang dia lakukan selama menjalani hukuman sebagai terpidana kasus penodaan agama.

Menulis buku

BTP menulis buku berjudul "Kebijakan Ahok" dari dalam Rutan Mako Brimob. Staf pribadi BTP, Sakti Budiono mengatakan, buku itu ditulis BTP selama satu tahun.

Setiap satu pekan sekali, dia dan staf lain mengunjungi BTP di Rutan Mako Brimob. BTP menceritakan apa saja yang ingin dia bagikan dalam buku itu.

Baca juga: Polisi Siapkan Skema Antisipasi Kemacetan Saat BTP Keluar Mako Brimob

"Garis besarnya sebenarnya kebijakan beliau di DKI. Dasar beliau memutuskan membangun Simpang Susun Semanggi, banyaknya RPTRA," ujar Sakti.

Buku "Kebijakan Ahok" diluncurkan oleh keluarga dan timnya pada 16 Agustus 2018.

Putra pertama BTP, Nicholas Sean, membacakan surat yang ditulis ayahnya untuk peluncuran buku itu.

Melalui surat itu, BTP berharap bukunya bisa menjadi bahan masukan bagi anggota dewan dan kepala daerah.

"Saya menulis buku 'Kebijakan Ahok' dengan maksud agar semua kebijakan yang pernah saya ambil dan pikirkan ketika menjadi pejabat publik, dapat menjadi pelajaran berharga untuk kita pelajari maupun dikritisi bersama dan bisa dipahami," ujar Nicho.

Surat menyurat 

BTP sering kali menulis surat yang ditujukan kepada berbagai pihak. Surat terakhir yang dia tulis dari dalam Rutan Mako Brimob dialamatkan pada pendukungnya.

Dalam surat yang ditulis pada 17 Januari lalu, BTP meminta pendukungnya tidak menyambut dirinya saat bebas.

Dia juga mengungkapkan keinginannya untuk dipanggil "BTP", rasa syukurnya dipenjara, hingga imbauan agar pendukungnya tidak golput pada Pemilu 2019 dalam surat itu.

Selain menulis surat, BTP juga rajin membalas surat-surat yang ditujukan kepadanya.

Baca juga: Karangan Bunga untuk BTP Berdatangan di Mako Brimob Depok

Adik kandung BTP, Fifi Letty Indra mengatakan, kakaknya kerap membalas surat-surat yang masuk kepadanya. BTP akan membalas surat yang mencantumkan alamat lengkap.

"Buat yang mau kirim surat, biar dibalas cepat, bisa sertakan amplop lengkap dengan alamat mereka," ujar Fifi, 6 Juni 2017.

Selain itu, BTP juga rajin menulis pesan untuk pembeli buku berjudul "Ahok di Mata Mereka". BTP banyak menulis pesan sesuai permintaan pemesan buku.

Buku "Ahok di Mata Mereka" disusun dengan melibatkan 51 penulis sebagai hadiah ulang tahun ke-51 BTP pada 2017.

Membaca

BTP juga menghabiskan waktunya di penjara dengan membaca banyak buku. Salah satu bacaannya adalah novel sejarah China Sam Kok yang ditulis Lupa Guan Zhong.

Novel itu berkisah tentang masa keruntuhan dinasti Han saat tiga kerajaan Wei, Shu, dan Wu saling berebut kekuasaan.

BTP juga membaca buku-buku lain, seperti buku karya Nurcholis Majid.

"Terakhir saya bertemu Ahok hari Jumat tanggal 5 kemarin. Banyak bercerita tentang baca buku Sam Kok China yang terkenal itu," kata salah satu pengacara BTP, I Wayan Sudirta, 6 Agustus 2017.

Olahraga

Pada awal menghuni Rutan Mako Brimob, BTP lebih banyak berdoa dan menenangkan diri.

Seiring dengan berjalannya waktu, dia mulai mengisi waktu di tahanan dengan berolahraga.

Bahkan, BTP juga menempa dirinya dengan latihan kungfu keseimbangan dan sempat belajar Bahasa Mandarin.

Baca juga: Jelang Pembebasan BTP, Begini Kondisi Mako Brimob

BTP menjadi sosok yang lebih banyak mendengar dan sedikit bicara selama ditahan.

"Jadi Pak Ahok juga olahraga di dalam (rutan). Maaf ya, olahraganya itu gelayutan di dalam sel," ucap pengacara BTP, Teguh Samudera.

Mengerjakan tugas 

Menurut Teguh, BTP membantu mengurus administrasi pihak rutan.

Tugas-tugas tertentu memang kerap diberikan pihak rutan atau lapas kepada warga binaan agar mereka tetap memiliki kesibukan yang bermanfaat.

"Pak Ahok punya banyak waktu di dalam untuk dirinya sendiri dan mengikuti kegiatan yang ditugaskan oleh pengurus rutan," ucapnya.

PK

Saat ditahan di Rutan Mako Brimob, BTP mengajukan upaya hukum peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA) pada 2 Februari 2018.

Dalam memori PK yang diajukan, Ahok membandingkan putusan hakim terhadap Buni Yani di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, dengan putusan hakim terhadapnya di Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

Vonis terhadap Buni Yani dianggap sebagai bukti baru (novum).

Baca juga: JEO-Ahok Bebas

PK yang diajukan kuasa hukum Ahok juga beralasan bahwa majelis hakim khilaf atau keliru dalam mengambil keputusan lantaran saksi yang diajukan pihak Ahok ada yang tidak dipertimbangkan dan Ahok langsung ditahan.

Namun, MA menolak PK tersebut pada 26 Maret 2018.

"PK Ahok tidak dikabulkan majelis hakim," ujar juru bicara MA Suhadi.

Gugat cerai istri

BTP menggugat cerai istrinya, Veronica Tan, ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 5 Januari 2018. Gugatan diajukan karena masalah pribadi yang berlangsung tujuh tahun.

Baca juga: Menkumham Sebut BTP Akan Dibebaskan di Rutan Mako Brimob, Bukan LP Cipinang

Majelis hakim mengabulkan gugatan perceraian yang diajukan BTP pada 4 April 2018.

Gugatan itu dikabulkan karena majelis hakim menilai sejumlah bukti yang dihadirkan dalam persidangan menguatkan gugatan BTP.

"Menyatakan perkawinan tergugat dan pengugat putus karena perceraian dengan segala akibat hukum," ujar Ketua Majelis Hakim Sutaji.

Dalam putusannya, majelis hakim juga memberikan kuasa kepada BTP untuk mengasuh dua anaknya yang masih kecil, yakni Nathania Purnama dan Daud Albeener Purnama.

Punya band

BTP rupanya memiliki kelompok musik selama ditahan di Rutan Mako Brimob.

Dia menamai band-nya seperti inisial namanya, yaitu BTP. Kepanjangannya adalah "Band Teman Penjara".

BTP menjadi vokalis dalam band yang berisi teman-teman penjaranya itu. Salah satu lagu yang cukup sering dimainkan oleh BTP adalah lagu "Bongkar" milik Iwan Fals.

Baca juga: Polri Antisipasi Potensi Gangguan Keamanan Saat BTP Bebas

"Biasanya hanya main di ruang transit begitu kan. Jadi dia latihan buat mengisi waktu. Vokalnya memang masih hancur, tapi minimal tahu nada. Enggak false banget he-he-he," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Selasa (22/1/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com