“Oh enggak, jadi hanya shock therapy, memang kami lakukan (hukuman push up) tapi tidak sampai sebanyak itu, hanya 10 kali,” ujar Budi.
Ia mengatakan, awalnya pihak sekolah memanggil GNS untuk berdiskusi mengenai uang sekolahnya yang belum dilunasi orangtuanya selama lebih dari sepuluh bulan.
Setelah mengajak berdiskusi, GNS pun diberi hukuman push up.
Hal itu dilakukan agar orangtua GNS datang ke sekolah tersebut.
Budi mengatakan, orangtua GNS sudah beberapa kali dipanggil oleh sekolah untuk datang, tetapi tidak juga datang.
Baca juga: Kepala Sekolah yang Hukum Muridnya Push-up Bilang untuk Shock Therapy
“Itu waktu kami panggil orangtuanya tidak datang berkali-kali. Jadi kami sampaikan ke GNS kalau bisa orangtuanya panggil datang ke sekolah, kami katakan seperti itu," tutur Budi.
Hal yang menimpa GNS menjadi sorotan publik, khususnya Pemerintah Kota Depok.
Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna mengatakan, pihaknya akan menelusuri penyebab GNS (10), siswi SDIT Bina Mujtama, tidak mampu melunasi SPP selama berbulan-bulan.
“Kami akan telusuri tunggakan SPP ini, apakah karena betul-betul belum sejahtera atau ada alasan lain,” ujar Pradi.
Selain itu, Pradi menyatakan kemungkinan memindahkan GNS ke sekolah lain di Depok.
Baca juga: Siswi yang Dihukum Push Up 100 Kali Jadi Takut ke Sekolah
Pasalnya, dari tempat tinggal GNS di Kampung Sidamukti, Sukamaju, Cilodong, Depok, ke SDIT Bina Mujtama yang berada di Jalan KH Mudham, Pondok Manggis, Bojong Baru, Bogor, berjarak 12 kilometer dan membutuhkan waktu 29 menit.
“Kami tidak akan tinggal diam. Saya coba langsung cari sekolahnya, apa benar ini warga Sukamaju, Depok. Kalau informasi sekolah jauh dari rumahnya mungkin nanti bisa diupayakan pindah ke sekolah Depok saja,” ucap Pradi.
Pradi mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan dinas-dinas tekait untuk melakukan penanganan konkret terhadap GNS.
“Kalau GNS ini trauma, kami akan koordinasikan dengan Dinas Sosial untuk memberikan pendampingan pada dia. Kemudian kami juga akan koordinasikan dengan dinas pendidikan untuk memindahkan sekolah GNS. Kami akan koordinasi dengan pihak terkait sambil saya telusuri persoalannya. Kami ambil langkah-langkah konkret, jangan sampai anak ini terganggu pendidikannya,” tutur Pradi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.