Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bina Marga Minta Maaf dan Segera Perbaiki Jalan Rusak di Gunung Sahari

Kompas.com - 30/01/2019, 11:00 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Perencanaan dan Pemeliharaan Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hans Mahendra menyampaikan permintaan maaf terkait kondisi Jalan Gunung Sahari yang rusak dan berlubang. Hans mengatakan, jalan rusak disebabkan kondisi cuaca yang terjadi beberapa pekan ini.

"Pertama tama saya sampaikan mohon maaf atas ketidaknyamanan ini bagi para pengguna jalan. Kondisi cuaca yang kurang baik ini membuat ada beberapa ruas jalan yang berlubang," ujar Hans saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/1/2019).

Hans mengatakan, dugaan sementara, curah hujan yang tinggi mengakibatkan muka air tanah meningkat. Hal itu juga mengakibatkan daya dukung pondasi atau california bearing ratio (CBR) menurun.

Baca juga: Jalan Rusak dan Berlubang di Gunung Sahari Bikin Pengendara Oleng

CBR yang menurun membuat lendutan yang terjadi pada jalan saat kendaraan lewat menjadi besar sehingga membuat lapisan atas tidak mampu menahan lendutan yang terjadi.

"Kelelahan lendutan membuat butiran aspal mulai terlepas yang diawali oleh retak-retak halus, kecil dan berkembang menjadi lubang. Dari lubang kecil air hujan terus masuk sampai pondasi bawah yang membuat nilai CBR bertambah turun sehingga membuat lubang terus berkembang," ujar Hans.

Ia mengatakan, untuk sementara petugas Bina Marga akan menutup lubang di Jalan Gunung Sahari. Ketika cuaca membaik, Bina Marga akan melakukan perbaikan pondasi yang rusak dengan metode recycling foam bitumen yang akan ditangani oleh bidang jalan dan jembatan.

"Penanganan kami pada kondisi saat ini bersifat sementara sampai menunggu cuaca lebih baik," ujar Hans.

"Kami akan menyediakan rambu-rambu peringatan untuk mencegah terjadi kecelakaan dan terus memperbaiki kerusakan yang terjadi dengan menggunakan pasukan kuning Bina Marga kami," tambah dia.

Jalan Gunung Sahari di Jakarta Pusat sepanjang 250 meter rusak dan berlubang. Jalan rusak dan berlubang itu membuat sejumlah pengendara roda dua dan empat kesulitan melintas. Kerusakan sudah terlihat sejak dari simpang empat Gunung Sahari.

Kerusakan paling parah berada di depan KPP Pratama Sawah Besar. Di depan gedung KPP itu tampak lubang berdiameter 10 sentimeter dengan kedalaman sekitar 5 sentimeter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com