Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sini, Warga Bisa Sumbang Sampah untuk Bantu Pembangunan Masjid

Kompas.com - 30/01/2019, 17:14 WIB
Ardito Ramadhan,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa bilang sampah seperti botol plastik, kardus, atau barang elektronik bekas tidak dapat dijadikan ladang amal atau sarana pengumpulan uang untuk kegiatan sosial?

Di Koja, Jakarta Utara, ada sebuah masjid yang memperbolehkan warga menyumbangkan sampah yang dimanfaatkan menjadi sumber dana pembangunan masjid.

Masjid itu bernama Masjid Al Mujahidin yang beralamat di RW 08 Rawa Badak Selatan.

Sekretaris Bank Sampah Masjid Al Mujahidin Achmad Azim mengatakan, sedekah sampah diterapkan supaya memudahkan siapa pun yang ingin beramal.

Baca juga: Sampah di Kolong Tol Wiyoto Wiyono, DKI Minta Warga Bikin Bank Sampah

"Enggak semua orang bisa memberikan sumbangan berbentuk uang, nah dari orang-orang yang enggak mampu itulah ada kesempatan untuk mendonasikan sampah anorganik," kata Azim saat berbincang dengan wartawan, Rabu (30/1/2019).

Azim menuturkan, warga bebas menyumbangkan sampah-sampah kepada pengurus masjid selama bersifat anorganik.

Setiap akhir pekan, warga diundang untuk memilah-milah sampah itu sebelum nantinya dijual kepada para pengepul di sekitar lokasi masjid.

Setiap minggunya, pengurus bisa memperoleh rata-rata uang sebesar Rp 800.000.

Sejak menerapkan sedekah sampah pada Maret 2018, pundi-pundi senilai Rp 30 juta sudah diperoleh pengurus masjid.

"Memang pertamanya orang memandang sebelah mata. Persepsi mereka itu kan karena tempat ibadah, penyortirannya juga di masjid, terus takut jadi bau dan sebagainya," ujar Azim.

Namun, Azim dan kawan-kawan berusaha meyakinkan bahwa sampah yang dikumpulkan adalah sampah anorganik yang tidak menimbulkan bau tak sedap.

Baca juga: Unik, Nasabah di Bank Sampah Ini Justru Harus Bayar Rp 2 Juta per Bulan

Hasilnya, warga yang umumnya berpenghasilan rendah sedikit demi sedikit mulai menyumbangkan sampah demi membantu pembangunan masjid.

"Alhamdulillah, artinya ini kan gerakan yang positif. Yang paling saya terenyuh, mengapa orang kaya bisa, kenapa kita tidak? Yang namanya kebaikan bukan miliknya orang kaya doang kan, kita juga bisa berbuat," kata Ketua Bank Sampah Al Mujahidin, H. M. Sanuri.

Kerja sama

Sanuri menuturkan, pengumpulan sedekah sampah tidak hanya dilakukan oleh pengurus masjid.

Pengurus juga memasang karung sampah di sejumlah warung di sekitar masjid.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com