JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, fogging atau pengasapan tak efektif mencegah demam berdarah dengue (DBD).
"Iya (enggak efektif). Kita sampaikan warga fogging itu bukan untuk pencegahan," ujar Widyastuti kepada wartawan, Jumat (1/2/2019).
Ia menjelaskan, fogging yang dilakukan berlebihan justru akan membuat nyamuk kebal. Fogging baiknya hanya dilakukan di wilayah asal korban DBD dengan hasil penyelidikan epidemiologi (PE) positif.
"Yang melakukan fogging secara utuh pada saat tidak ada apa-apa itu khawatirnya jadi resisten. Kayak obat kalau diminum tanpa indikasi yang kuat lama-lama nyamuk itu bandel," ujarnya.
Baca juga: Sepanjang Januari 2019, Pasien DBD DKI Jakarta Jadi 813 Orang
Widyastuti mengatakan pihaknya sudah melakukan langkah-langkah yang dilakukan untuk pencegahan terjangkit DBD.
Di antaranya, menyebarluaskan informasi kepada masyarakat menggunakan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) atau media sosial yang ada tentang waspada DBD dan pengendaliannya, yaitu dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Peningkatan sistem kewaspadaan dini penyakit DBD, melalui penguatan jejaring pelaporan kasus berbasis rumah sakit," ucap dia.
PSN penting dilakukan untuk mematikan jentik nyamuk dan menghentikan perkembangbiakannya. Sedangkan Fogging hanya untuk membunuh nyamuk dewasa.
Selain itu Dinas Kesehatan juga menaburkan ikan pemakan jentik di sejumlah wilayah untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti. Dinas Kesehatan juga menanam tanaman pengusir nyamuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.