Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seusai Bertemu Perwakilan Kementerian BUMN, Pegawai Pos Indonesia Lanjutkan Aksi ke Istana

Kompas.com - 06/02/2019, 15:46 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pegawai PT Pos Indonesia yang tergabung dalam Serikat Pekerja Pos Indonesia Kuat Bermartabat (SPPIKB) melanjutkan aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (6/2/2019) pukul 13.30.

Mereka menuntut Presiden Joko Widodo memberi perhatian khusus kepada nasib para pegawai PT Pos Indonesia.

"Kami ke Istana Negara untuk meminta perhatian khusus dari Bapak Presiden. Kami ingin Presiden tahu bagaimana terpuruknya kondisi kantor kami (PT Pos Indonesia)," kata Kepala SPPIKB Akhmad Komarudin di kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Rabu.

Baca juga: Gaji Terlambat Dibayar, Pegawai PT Pos Indonesia Tuntut Pergantian Direksi

Awalnya, mereka melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Pos Indonesia pada pukul 09.00. Lalu, mereka bergerak menuju kantor Kementerian BUMN pukul 10.30.

Aksi itu digelar bertujuan menuntut pergantian jajaran direksi PT Pos Indonesia setelah dicurigai adanya indikasi kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) pada jajaran direksi PT Pos Indonesia sehingga menyebabkan masalah finansial penundaan pembayaran gaji sejumlah karyawan.

Sepuluh perwakilan pegawai PT Pos Indonesia diterima perwakilan Kementerian BUMN untuk melakukan perundingan dan menyampaikan aspirasi mereka.

Baca juga: Curigai KKN hingga Gaji Tertunda, Pegawai Demo di Depan Kantor Pos Indonesia

Perundingan berlangsung selama tiga jam di Ruang Rapat Lantai 21, Kementerian BUMN.

Perundingan tersebut menghasilkan keputusan bahwa Kementerian BUMN akan mempertimbangkan aspirasi pegawai untuk mengganti jajaran direksi PT Pos Indonesia.

"Aspirasi dari Serikat Pekerja Pos Indonesia Kuat Bermartabat akan menjadi perhatian serius dari Kementerian BUMN dan menjadi pertimbangan serius dalam proses tindak lanjut yang akan dilakukan," ujar Komarudin.

Komarudin menegaskan pegawai PT Pos Indonesia akan terus mengawal hasil keputusan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com