"Sore pindah ke Tanah Abang. Orang pada pulang (kerja), saya kejar," ucapnya.
Pada hari Minggu, Udin rutin menawarkan jasanya di area hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day (CFD) di Sudirman-Thamrin.
Ayah dua anak itu juga tak jarang membuka lapak di bazar-bazar yang digelar di Jabodetabek.
"Kalau ada bazar, ikut, biasanya sambil jual barang elektronik, barangnya dari teman. Festival Betawi juga, acara partai apalagi, ramai kan. Acara apa aja (didatangi), kalau ada info," kata Udin.
Selain berkeliling ke berbagai tempat, Udin juga menerima panggilan telepon. Ia tak jarang ditelepon pegawai di kantor-kantor pemerintahan untuk memperbaiki kartu identitas.
"Kan ada nomor telepon, kadang orang pada nelepon, kadang aja juga yang masukin ke grup WhatsApp-nya," kata dia.
Bagi Udin, bekerja sebagai tukang reparasi KTP memiliki waktu lebih fleksibel dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya sebagai karyawan perusahaan.
"Kalau hujan, libur he-he-he," tutur Udin.
Demi dapur tetap mengepul
Udin enggan menyebutkan jumlah penghasilan yang ia dapat setiap hari sebagai tukang reparasi KTP. Ia hanya menyebut penghasilannya tak menentu.
Udin tak mempermasalahkan jumlah penghasilan yang tak menentu itu. Yang terpenting baginya, dapur di rumah tetap mengepul, meskipun ia harus berkeliling ke berbagai tempat untuk menawarkan jasanya.
Baca juga: Kisah Soleh, 15 Tahun Keliling Jakarta Tawarkan Jasa Solder Panci
"(Penghasilan) enggak tentu. Kalau lagi ramai, lumayan. Kalau sepi, ya sepi. Yang penting dapur tetap ngepul, anak kalau bayar sekolah ada (uangnya), untuk Lebaran ada," kata Udin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.