Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud Datangi Sekolah yang Gurunya Diduga Aniaya Anak Berkebutuhan Khusus

Kompas.com - 13/02/2019, 14:36 WIB
Dean Pahrevi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Tim dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendatangi Sekolah Dasar (SD) Islam Al-Fajri di Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi terkait kasus dugaan penganiayaan anak berkebutuhan khusus oleh guru di sekolah tersebut.

Pantauan Kompas.com, terlihat empat orang perwakilan Kemendikbud masuk ke dalam sekolah pada pukul 10.30 WIB.

Selama kurang lebih dua jam perwakilan Kemendikbud tersebut berada di dalam sekolah.

Baca juga: Seorang Anak Berkebutuhan Khusus Diduga Dianiaya Guru di Bekasi

Salah satu perwakilan Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Kemendikbud yang mendatangi sekolah tersebut, Ahmad Yusuf mengatakan, tujuan mereka datang adalah untuk klarifikasi kepada pihak sekolah terkait kasus tersebut.

Namun, tak banyak yang disampaikan perwakilan Kemendikbud itu kepada awak media.

"Kami monitoring untuk sekolah ramah anak, itu saja. Karena ini untuk keperluan internal," kata Ahmad di SD Islam Al-Fajri, Rabu (13/2/2019).

Ahmad menambahkan, pihaknya saat datang ke sana bertemu dengan kepala sekolah, perwakilan yayasan sekolah, dan UPTD Dinas Pendidikan Kota Bekasi.

"Kami akan laporkan dulu ke pimpinan, baru nanti pimpinan yang akan memutuskan, nanti yang mengambil kebijakan pimpinan. Saya tak mau berandai-andai," ujar Ahmad.

Sebelumnya diberitakan, salah satu murid berinisial JMH (11) mengalami luka lebam pada bagian kakinya usai diduga dianiaya gurunya berinisial HR di SD Islam Al-Fajri pada Kamis (7/2/2019).

Hal itu diketahui ayah JMH bernama M Sugih saat melihat ada luka lebam pada kaki anaknya.

Dia pun langsung membawa JMH ke rumah sakit untuk mengecek luka tersebut.

"Saya bawa ke RS dia mau. Dapat lah hasil dari RS, benturan benda tumpul, merah-merah atau gimana, tapi bukan visum," ujar Sugih.

Baca juga: Dugaan Penganiayaan Anak Berkebutuhan Khusus di Bekasi dan Bantahan Pihak Sekolah

Tuduhan itu pun juga dibantah pihak sekolah. Sekolah menyebut bahwa luka lebam JMH karena jatuh dari tangga usai bercanda dengan temannya.

Pada Jumat (8/2/2019), Sugih pun mendatangi pihak sekolah untuk melaporkan kejadian yang menimpa anaknya. Namun, pihak sekolah menyangkal bahwa HR telah menganiaya JMH.

Saat ditemui Kompas.com, HR juga membantah telah menganiaya JMH. HR mengungkapkan, selama belasan tahun mengajar, dirinya tidak pernah berlaku kasar kepada anak didiknya. 

Sugih sudah melaporkan kejadian yang menimpa anaknya ke pihak kepolisian. Kini, kasus tersebut sedang dalam penyelidikan pihak Polres Metro Bekasi Kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

ODGJ Diamankan Usai Mengamuk dan Hampir Tusuk Kakaknya di Cengkareng

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Pendaftaran PPK Pilkada Depok 2024 Dibuka, Berikut Syarat dan Ketentuannya

Megapolitan
Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Gibran Sambangi Rusun Muara Baru Usai Jadi Wapres Terpilih, Warga: Ganteng Banget!

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Sespri Iriana Jokowi hingga Farhat Abbas Daftar Penjaringan Cawalkot Bogor dari Partai Gerindra

Megapolitan
Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Pria Terseret 150 Meter saat Pertahankan Mobil dari Begal di Bogor

Megapolitan
Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Mangkirnya Terduga Penipu Beasiswa S3 Filipina, Terancam Dijemput Paksa Apabila Kembali Abai

Megapolitan
Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Apesnya Anggota Polres Jaktim: Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi, padahal Tengah Antar Mobil Teman

Megapolitan
Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Tak Kapok Pernah Dibui, Remaja Ini Rampas Ponsel di Jatiasih dan Begal Motor di Bantargebang

Megapolitan
14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

14 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari Per 24 April 2024

Megapolitan
BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

BPBD DKI: Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta pada 25-29 April 2024

Megapolitan
Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Bocah 7 Tahun di Tangerang Dibunuh Tante Sendiri, Dibekap Pakai Bantal

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Tiktoker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com