Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembebasan Lahan Penyebab Molornya Pembangunan Waduk Kampung Rambutan

Kompas.com - 13/02/2019, 22:12 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Aliran Timur Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Andika Purnomo menyebutkan, pembangunan waduk Kampung Rambutan sudah mulai dilakukan pada tahun 2015.

Meski demikian, pembangunan waduk yang berlokasi di Jalan Bungur, Kampung Rambutan, Jakarta Timur ini molor lantaran beberapa kendala, salah satunya pembebasan lahan.

"Dari tahun 2018 awal sudah mulai mengerjakan, cuma kami persiapan karena ada beberapa lahan yang belum bebas. Tahun ini sudah selesai dibebaskan dan siap untuk dibangun kembali," ujar Andika saat dihubungi, Rabu (13/2/2019).

Baca juga: Pembangunan Waduk Kampung Rambutan Diklaim Capai 70 Persen

Selain itu, kendala lainnya yakni masalah tanah merah yang ada di tempat tersebut.

Ia mengaku, pihaknya kesulitan mencari tempat pembuangan tanah merah setelah dikeruk.

"Masalah tanah merahnya itu untuk membuang sangat jauh ke Jakarta Utara, karena itu bentuknya bukan asal buang. Tanah merah mengandung nilai sudah diwanti-wanti para auditor, baik BPK maupun teman-teman kejaksaan bahwa ini tidak boleh (dibuang) keluar kecuali instansi atau siapa pun yang membutuhkan," kata dia.

Namun, kini tanah tersebut sudah bisa dikeruk kembali dan ditampung oleh Dinas Kehutanan. Untuk itu, pembangunan sudah bisa dilanjutkan kembali.

"Ini kami akhirnya dapat dari teman-teman kehutanan, jadi dia butuh untuk peninggian makam-makam TPU sama di kebun bibit," ucapnya.

Adapun pengerjaan waduk Kampung Rambutan di RT 017/006, Jalan Bungur, Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, hingga kini masih terus berjalan.

Pantauan Kompas.com di lokasi, terlihat aktivitas pengerjaan dengan alat berat di kawasan lahan kosong tersebut.

Baca juga: Melihat Pengerjaan Waduk Kampung Rambutan yang Tak Kunjung Selesai...

Beberapa alat berat seperti ekskavator berwarna kuning dan biru terparkir di atas gundukan tanah. Sejumlah pekerja terlihat berlalu lalang di lokasi seluas 10 hektar itu.

Saat ini, gundukan tanah merah yang sedang dalam proses pengerjaan tersebut banyak ditumbuhi rumput dan ilalang.

Meski demikian, penampakan waduk sudah mulai terlihat dengan adanya galian di tengah lahan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Ngaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Ngaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com