Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desa Burangkeng yang Tak Pernah Jemu Unjuk Rasa karena Terdampak TPA

Kompas.com - 15/02/2019, 05:31 WIB
Dean Pahrevi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Hampir tiap tahun, warga Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi berunjuk rasa kepada Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk lebih perhatian terhadap warga yang terdampak sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng.

Namun, unjuk rasa itu tak pernah membuahkan hasil dan tetap saja warga Desa Burangkeng hidup dalam bau sampah tanpa adanya kompensasi dan perlakuan istimewa dari pemerintah.

Aep, warga Kampung Jati, Desa Burangkeng, mengatakan, warga Desa terakhir berunjuk rasa pada Rabu (13/2/2019).

Baca juga: Perluasan Lahan TPA Burangkeng Bekasi Terbentur RTRW

Unjuk rasa itu menuntut Pemkab Bekasi agar segera menata lingkungan di sekitar TPA Burangkeng.

"Kita sudah sering minta renovasi (jalan), tetapi belum ada respons, warga dapat perhatian saja kagak ada sama sekali, kita cuma minta sarpras (sarana dan prasarana) untuk lingkungan," kata Aep saat ditemui di sekitar TPA, Kamis (14/2/2019).

Menurut dia, warga menuntut Pemkab Bekasi untuk memperbaiki jalan lingkungan di sekitar TPA, membuat saluran air, serta memberi uang kompensasi untuk warga yang terdampak sampah dari TPA.

"Belum ada jawaban dari dinas. Saya minta ke dinas kebersihan terus belum ada jawaban. Saya ke Dinas LH, Dinas Bina Marga, Bappeda, lalu ke Dinsos. Tembusan-tembusan ke Bupati juga sudah, tetapi belum ada jawaban," ujar Aep.

Hal itulah yang membuat warga berang dan kerap unjuk rasa dibarengi aksi pemblokiran jalan menuju TPA Burangkeng sebagai protes kepada Pemkab Bekasi.

"Sementara katanya lagi ada rapat dulu sama Bappeda. Itu belum ada jawaban pasti masih dirapatkan dulu sementara buangan sambil berjalan," tutur Aep.

Baca juga: Warga Sekitar TPA Burangkeng Tak Dapat Uang Kompensasi, Ini Penjelasan Pemkab Bekasi

Kepala Desa Burangkeng Nemin mengatakan, warga desanya memang seakan tidak pernah diperhatikan oleh Pemkab Bekasi.

Satu-satunya bentuk perhatian yang diberikan Pemkab Bekasi yakni pada tahun 2013.

Saat itu, warga unjuk rasa menuntut perhatian lebih dari Pemkab Bekasi kepada warga yang terdampak sampah dari TPA.

Hasil dari unjuk rasa itu, kata dia, alokasi dana desa (ADD) untuk Desa Burangkeng dari Pemkab Bekasi ditambah menjadi Rp 7 miliar.

"Biasanya kan tiap tahun itu ADD kita Rp 2 miliar dari Pemkab, tetapi gara-gara demo 2013 itu kita dikasih Rp 7 miliar. Nah itu kan enak kita buat bangun jalan tuh kita cor semua tadinya mah tanah itu," ujar Nemin.

Dia pun berharap ada perhatian lebih dari Pemkab Bekasi untuk warga yang terdampak sampah dari TPA.

Menurut dia, warga Desa Burangkeng berhak mendapatkan perbaikan jalan, pembangunan drainase, dan pemberian uang kompensasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com