Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Jebak Pemuda yang Berencana Membunuh Orangtuanya

Kompas.com - 16/02/2019, 11:35 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Mirror

MOSKWA, KOMPAS.com - Sambil tersenyum seorang pemuda Rusia terekam kamera tengah mematangkan rencana untuk membunuh kedua orangtuanya dan adik perempuannya yang berusia 10 tahun.

Artyom Tepper duduk di dalam sbeuah mobil Mercedes dan mengatakan dia akan menangis histeris setelah kedua orangtuanya tewas untuk menghilangkan kecurigaan.

Dalam video, yang dirilis badan investigasi negara itu, bahkan memperlihatkan Artyom mengelus sebilah pisau yang akan digunakan untuk membunuh keluarganya.

Baca juga: Pemuda Ini Jemput Pembunuh Bayaran untuk Habisi Ayah Kandungnya

Motif di balik rencana jahat ini adalah keinginan Artyom untuk menguasai harta orangtuanya yang kaya.

Namun, di luar sepengetahuan Artyom, pembunuh bayaran yang diajaknya berbicara adalah seorang polisi yang  menyamar.

Kepada sang "pembunuh" Artyom membayar uang muka sebesar 3,2 juta rubel atau sekitar Rp 690 juta.

Dia menjanjikan akan membayar sisa uang jika sudah mendapatkan warisan dari orangtuanya yang kaya.

Sang "pembunuh" menyepakati pembayaran itu dan berjanji bertemu Artyom beberapa hari kemudian.

Beberapa hari kemudian, si "pembunuh" bertemu Artyom dan memperlihatkan sejumlah foto yang memperlihatkan "jenazah" ayah dan ibu pemuda itu tergeletak bersimbah darah.

Saat melihat foto itu, Artyom nampaknya baru menyadari betapa kejam rencananya. Wajahnya seketika menjadi pucat dan dia berteriak.

Saat itulah, beberapa orang polisi datang dan langsung meringkus Artyom, si anak durhaka.

Setahun setelah penangkapannya, pengadilan kota Sochi, Rusia pekan ini menjatuhkan hukuman 6,5 tahun penjara.

Hebatnya, keluarga pemuda ini tidak menaruh kebencian tetapi berjanji untuk menunggu waktu pembebasannya.

Kasus ini diektahui polisi setelah sang ayah Igor Tepper (50), pensiunan polisi yang kini menjadi pengusaha di Sochi, melaporkan anaknya.

Dia curiga Artyom berencana membunuhnya karena memiliki sifat serakah.

Halaman:
Sumber Mirror
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com