Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komitmen Kedua Capres Terkait Isu Lingkungan Hidup Dinilai Masih Rendah

Kompas.com - 19/02/2019, 06:15 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Yayasan Satu Dunia Firdaus Cahyadi menyayangkan isu dugaan kriminalisasi aktivis lingkungan hidup tidak disinggung dalam debat kedua pilpres.

Padahal, menurut Firdaus, hal itu sangat terkait erat dengan tema debat: sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Baca juga: Walhi Nilai Jawaban Capres soal Lingkungan Tak Memuaskan

Salah satu kasus yang seharusnya diangkat yakni dugaan kriminalisasi aktivis penolak tambang emas Tumpang Pitu di Banyuwangi, Jawa Timur.

"Kriminalisasi aktivis penolak tambang emas Tumpang Pitu di Banyuwangi, Jawa Timur adalah salah satu contoh kasus yang tidak muncul diperdebatkan dalam debat capres kedua,” ujar Firdaus melalui keterangan tertulisnya, Senin (18/2/2019).

Firdaus menilai perdebatan terkait isu lingkungan sepanjang debat menjadi terkesan tidak mendalam.

Baca juga: Walhi Nilai Klaim Jokowi Berlebihan soal Data Lingkungan

Di sisi lain, jika kasus dugaan kriminalisasi aktivis penolak tambang emas Tumpang Pitu diperdebatkan, kemungkinan hal itu akan membongkar jejak ekologi kandidat capres dan orang-orang di lingkaran mereka.

Tidak tajamnya pembahasan isu ekologis dalam debat semakin menunjukkan rendahnya komitmen masing-masing kandidat terhadap isu lingkungan hidup.

Sementara, rendahnya komitmen kandidat capres juga tercermin dalam kampanye di media sosial.

Baca juga: Dampak Sosial dan Konflik Terkait Lingkungan Tak Jadi Sorotan Kedua Capres

Menurut data dari www.iklancapres.id, per 18 Februari 2019, pasangan capres-cawapres 01 hanya 16 kali mengangkat isu lingkungan. Sedangkan pasangan nomor urut 02 hanya 14 kali.

Firdaus berpendapat, minimnya kampanye isu lingkungan hidup memperlihatkan masing-masing capres seperti saling melindungi jejak ekologi mereka dan orang-orang di sekitarnya dari pantauan publik.

“Semakin jejak ekologi capres dan orang-orang di sekitarnya disembunyikan dari pantauan publik, semakin terang upaya pembodohan politik bagi masyarakat,” kata Firdaus.

Baca juga: Ide Prabowo Pisahkan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Tak Jamin Tuntaskan Masalah SDA

“Ke depan, nampaknya, publik sendiri yang harus membongkar jejak-jejak ekologi mereka dan orang-orang di sekitarnya," tutur dia.

Kompas TV Sementara itu Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhimenyatakan tidak puas kepada jawaban kedua calon Presiden dalam debat semalam. Nur Hidayati eksekutif direktur Walhi menilai peserta debat tidak menyentuh akar masalah, serta para kandidat terkesan tidak menguasai masalah dan tidak membawa perubahan dalam tema yang ditentukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com