Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Religi dan Budaya di Bitung, dari Masjid dan Gereja Tua hingga Tugu Jepang

Kompas.com - 19/02/2019, 07:15 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Pesona wisata religi dan kebudayaan di Kota Bitung, Sulawesi Utara, dipelihara dengan baik hingga saat ini. Kota yang dikenal multi etnis ini memiliki bangunan tua yang masih berfungsi.

Di antaranya, Masjid Jami' An-Nur, Kelurahan Girian Bawah, Kecamatan Girian. Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pniel Manembo-Nembo, Kelurahan Manembo-nembo, Kecamatan Matuari. Kemudian, Tugu Jepang, di Kelurahan Manembo-nembo, Kecamatan Manembo-nembo.

Masjid Jami' An-Nur, diperkirakan sudah ada sebelum Indonesia merdeka, pada tahun 1940. Pemberian nama dari Masjid ini adalah pendiri Yayasan Alkhairat, Idrus bin Salim Al-Jufri.

"Beliau datang dari Palu. Diberi nama Masjid ini sekira 74 tahun lalu, beliau datang ke sini. Jadi sekira tahun 1944," kata Imam Masjid Ramli Momondo, saat diwawancarai wartawan, Senin (18/2/2019) pukul 14.00 Wita.

Baca juga: Menengok Masjid Tua Tanpa Kubah dan Menara di Purwakarta

Masjid ini sudah pernah direnovasi. Menariknya, ada empat tiang yang terbuat dari kayu ada di dalam Masjid tetap dipertahankan. Hanya saja, empat tiang itu sudah dibungkus dengan beton.

Mimbar yang ada di Masjid itu tetap dipertahankan hingga saat ini. Desain bangunan merupakan hasil pemikiran dari leluhur dan tokoh pemuka agama Islam saat itu. Kiblat dari Masjid itu agak bergeser sedikit. Sehingga saat shalat shaf diatur.

Warga yang ada di seputaran Masjid Jami' An-Nur, mayoritas muslim. Saat ini warga di sana sudah ada masjid baru dan lebih besar yang didirikan sejak tahun 1990-an.

"Masjid Jami' An-Nur adalah Masjid tertua di Kota Bitung. Sejak saya lahir, Masjid ini sudah ada. Tapi saya tidak tahu tahun pastinya. Masjid ini juga sering dipakai Majelis Taklim," kata Sarifudin, warga setempat.

Baca juga: Berkunjung ke Masjid Hidayatullah, Masjid Tua Bercorak Empat Kebudayaan

GMIM Pniel Sudah Berdiri 115 Tahun

Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pniel Manembo-Nembo, Kelurahan Manembo-nembo, Kecamatan Matuari, Kota Bitung.KOMPAS.com/SKIVO MARCELINO MANDEY Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pniel Manembo-Nembo, Kelurahan Manembo-nembo, Kecamatan Matuari, Kota Bitung.
GMIM Pniel, Manembo-Nembo, Kelurahan Manembo-nembo, Kecamatan Matuari, Kota Bitung, salah satu Gereja Protestan. Saat ini sementara dilakuka renovasi. Renovasi dilakukan di dalam gedung Gereja, yakni perbaikan balkon dan plafon.

Gereja ini sudah berdiri sejak 115 tahun lalu, dan merupakan salah satu gereja tertua di Kota Bitung. Tahun 2019 ini akan masuk 116 tahun. GMIM Pniel ada 19 kolom dan 25 kepala keluarga.

Pendeta Meike Maleke mengatakan, pihaknya menargetkan penyelesaian renovasi bulan Desember sudah selesai.

"GMIM Pniel salah satu Gereja tertua di Kota Bitung. Didirikan Gereja ini saya kurang tahu persis. Tapi, berdasarkan peringatan HUT Jemaat disepakati tanggal 1 November 1903. Jadi, tahun ini sudah 116 tahun," kata Meike.

Baca juga: Leilem Jadi Tuan Rumah Sidang Tahunan Organisasi Gereja Se-Sulutteng

Tugu Jepang

Tugu Jepang, di Kelurahan Manembo-nembo, Kecamatan Manembo-nembo, Kota Bitung.KOMPAS.com/SKIVO MARCELINO MANDEY Tugu Jepang, di Kelurahan Manembo-nembo, Kecamatan Manembo-nembo, Kota Bitung.
Tugu Jepang, di Kelurahan Manembo-nembo, Kecamatan Manembo-nembo, Kota Bitung, salah satu pesona budaya yang layak dikunjungi. Letaknya tak jauh dari jalan utama Kota Bitung.

Lokasi Tugu Jepang bisa ditempuh sekira sepuluh menit dengan menggunakan kendaraan mobil dan sepeda motor. Berada di samping kiri jalan.

Tugu tersebut dikelilingi pagar, dan untuk mencapainya pengunjung perlu menaiki beberapa anak tangga, hingga sampai ke atas.

Saat berada di Tugu Jepang, pengunjung akan disuguhkan pemandangan Pulau Lembeh, pantai, Gunung Dua Saudara, dan pepohonan yang cukup lebat.

Baca juga: Bukit Taman Wisata Goa Jepang di Lhokseumawe Terbakar

Tugu Jepang ini dibuat dari batu ukir yang cukup besar. Ada dua tugu batu. Letak batu sudah diatur dengan baik.

Salah satu batu tingginya sekitar 3 meter, sedangkan yang satu hanya sekitar 1 meter lebih. Di bantu itu tertulis kata dalam hurif kanji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com