Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pengalihan Arus Lalu Lintas Saat Pawai Cap Go Meh di Bekasi

Kompas.com - 19/02/2019, 15:10 WIB
Dean Pahrevi,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kepala Seksi Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan Kota Bekasi Bambang Putra mengatakan, terdapat tiga titik jalan di Kota Bekasi yang berpotensi macet saat pawai Cap Go Meh, Selasa (19/2/2019).

Ketiga jalan itu adalah Jalan Ir Juanda, Jalan Perjuangan (sekitar Stasiun Bekasi), dan Jalan KH Agus Salim.

Bambang mengatakan, akan ada pengalihan arus lalu lintas saat pawai Cap Go Meh dimulai.

Baca juga: Perayaan Cap Go Meh di Bogor, Polisi Berlakukan Pengalihan Arus Sore Nanti

Adapun rute pawai Cap Go Meh di Bekasi dimulai dari Kelenteng Hok Lay Kiong, Jalan Kenari, Jalan Mayor Oking, Jalan RA Kartini, Jalan Ir Juanda, Jalan KH Agus Salim, Jalan Baru, Jalan Perjuangan, Jalan Ir Juanda dan berakhir di Jalan Mayor Oking.

"Ada pengalihan arus saja, nanti posisinya saat dia (pawai) masuk ke proyek (Jalan KH Agus Salim), itu (pengendara dari arah SMPN 3) kami alihkan ke arah rumah duka (Jalan Baru), tetapi nanti kalau sudah masuk ke arah proyek (Jalan Perjuangan), (pengendara) kami arahkan ke underpass atau Summarecon," kata Bambang saat dikonfirmasi, Selasa (19/2/2019).

Sebanyak 60 personel Dinas Perhubungan dikerahkan untuk mengatur arus lalu lintas saat pawai Cap Go Meh.

Baca juga: Festival Cap Go Meh Pontianak Daya Tarik Wisata Kota Khatulistiwa

Bambang memperkirakan pawai bisa selesai sebelum pukul 16.00 agar terhindar dari kepadatan arus lalu lintas saat jam pulang kerja.

"Fatalnya ada di Bulan-Bulan (sekitar Stasiun Bekasi), karena di Bulan-Bulan rute terakhir. Rangkaian, kan, berkurang tuh, potensi macet enggak terlalu banyaklah, jadi menghindari pertemuan di Bulan-Bulan dengan masyarakat pulang kerja," ujarnya. 

Wakil Ketua Kelenteng Hok Lay Kiong, Bok Liang mengatakan, sekitar 400 orang akan terlibat dalam pawai penutupan hari raya Imlek tersebut.

"Ada pertunjukan dupa, barongsai, reog Ponorogo, liong, dan lainya," ujar Bok Liang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Heru Budi: Normalisasi Ciliwung Masuk Tahap Pembayaran Pembebasan Lahan

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Pengemudi Fortuner Arogan Pakai Pelat Palsu TNI untuk Hindari Ganjil Genap di Tol

Megapolitan
Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Dua Kecamatan di Jaksel Nol Kasus DBD, Dinkes: Berkat PSN dan Pengasapan

Megapolitan
Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Gerindra Buka Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Tanpa Syarat Khusus

Megapolitan
Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Kronologi Remaja Dianiaya Mantan Sang Pacar hingga Luka-luka di Koja

Megapolitan
Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Jadi Tukang Ojek Sampan di Pelabuhan Sunda Kelapa, Bakar Bisa Bikin Rumah dan Biayai Sekolah Anak hingga Sarjana

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Harga Bawang Merah di Pasar Perumnas Klender Naik, Pedagang: Mungkin Belum Masa Panen

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Polisi Tangkap Pembegal Motor Warga yang Sedang Cari Makan Sahur di Bekasi

Megapolitan
Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Megapolitan
Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Heru Budi Minta Kadis dan Kasudin Tingkatkan Pengawasan Penggunaan Mobil Dinas oleh ASN

Megapolitan
Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Megapolitan
Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

Megapolitan
Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Dukung Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Rp 22 Miliar, Fraksi PKS: Biar Nyaman Jadi Kantor Kedua

Megapolitan
Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Harga Bawang Putih di Pasar Perumnas Klender Masih Stabil dari Sebelum Lebaran

Megapolitan
PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

PSI DKI Ingatkan Heru Budi soal Keberadaan Biro Jasa Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com