Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abdul Habisi Pensiunan TNI AL Hanya karena Tergiur Upah Rp 20 Juta

Kompas.com - 19/02/2019, 21:50 WIB
Hadi Maulana,
Khairina

Tim Redaksi


BATAM, KOMPAS.com - Kerangka manusia yang ditemukan di dalam septic tank di perumahan Jalan Melur KM 8 Tanjungpinang berjenis kelamin laki-laki pada Kamis (14/2/2019) akhirnya diketahui identitasnya.

Kerangka tersebut ternyata kerangka mendiang purnawirawan TNI AL, Arnold Tambunan.

Kapolres Tanjungpinang AKBP Ucok Lasdin Silalahi mengatakan, hasil identifikasi yang dilakukan tim dokter forensik RS Bhayangkara Polda Kepri terungkap bahwa kerangka tersebut merupakan kerangka mendiang Arnold.

Selain itu, hal ini juga dikuatkan dari sejumlah barang bukti lainnya seperti pakaian, celana, tali pinggang dan lainnya.

"Hal ini juga dikuatkan dari keterangan pihak keluarga, bahwa sejumlah barang bukti yang ditemukan di TKP merupakan milik korban," kata Ucok dalam konferensi pers di Mapolda Kepri, Selasa (19/2/2019).

Baca juga: Penemuan Kerangka Manusia di Septic Tank Rumah Kosong Kagetkan Warga

Tidak saja berhasil mengungkap identitas kerangka, penyidik Satreskrim Polres Tanjungpinang juga berhasil mengamankan pelaku pembunuhan.

"Pelakunya adalah D alias Dul atau Abdul. Pelaku mengaku menghabisi nyawa korban atas perintah Rasyid," jelas Ucok.

Dul juga mengaku nekat membunuh korban karena tergiur upah yang dijanjikan Rasyid, sebesar Rp 20 juta.

Namun, tersangka Rasyid juga sudah meninggal akibat kecelakaan usai memenuhi panggilan polisi atas kasus hilangnya Arnold, sebelum akhirnya Arnold ditemukan tewas.

"Kalau pengakuan Rasyid saat dilakukan pemanggilan sebelum dirinya meninggal, dia mengaku mulai risih setelah Arnold menagih utang sebesar Rp 30 Juta saat itu," ungkap Ucok.

Hal senada diungkapkan Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Erlangga yang mengatakan, sebelum merencanakan untuk membunuh Arnold Tambunan, tersangka dan Rasyid menyiapkan tali, besi tumpul dan beberapa alat lainnya.

"Setelah sepakat dengan upah Rp 20 juta, tersangka dan Rasyid kemudian menyiapkan alat untuk membunuh Arnold Tambunan," kata Erlangga.

Pelaku juga mengakui korban dihabisi dengan balok besi sebelum tewas.

Kemudian, kaki Arnold diikat dan disembunyikan di dalam ruang septic tank yang berada di halaman rumah kosong milik Rasyid.

"Pelaku ini merupakan salah satu karyawan mendiang Rasyid yang bekerja di usaha penyewaan tenda sebelumnya," jelas Erlangga.

Abdul nantinya akan dijerat hukuman mati karena telah melakukan perencanaan sebelum akhirnya membunuh korban.

Kompas TV Sejumlah warga di Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan merapikan kembali atap bangunan sekolah yang rusak. Warga bersama sejumlah petugas dari pihak sekolah juga membersihkan sisa-sisa reruntuhan pohon jati yang menimpa sekolah ini. Sebelumnya, hujan deras mengguyur wilayah setempat pada Sabtu (26/1/2019) malam. Seusai hujan reda angin kencang kemudian berembus beberapa jam sejak Minggu (27/1/2019) dini hari sampai pagi. Tiba-tiba pohon jati yang tepat berada di belakang sekolah tumbang dan menimpa bangunan sekolah. Akibat peristiwa ini siswa kelas 6, SDN 1 Sampora terpaksa belajar di perpustakaan. Mereka tidak dapat belajar seperti biasa di ruang kelas karena kondisi yang masih rusak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com