Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kisah di Balik Balita Korban Puting Beliung yang Digendong Ridwan Kamil

Kompas.com - 20/02/2019, 06:00 WIB
Aam Aminullah,
Khairina

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Sejak digendong Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan viral di media sosial, balita usia 5 bulan, Rafiski Haikal dikenal banyak orang.

Bahkan, anak dari pasangan Listiani (39) dan Budi Santoso (41) ini menjadi topik hangat di tengah warga di Perum Rancaekek Permai 2, Desa Jelegong, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Sejak bertemu Gubernur Jabar Ridwan Kamil pada Kamis (14/2/2019) lalu itu, tetangga di perumahan tersebut menyebut balita lucu nan menggemaskan ini sebagai anak Pak Gubernur.

"Iya sih lucu anaknya Pak Gubernur. Sekarang mah di sini disebutnya itu, semenjak digendong Pak Gubernur," ucap Dedeh Herawati (34), tetangga Listiani ditemui KOMPAS.com di Blok C Perum Rancaekek Permai, Selasa (19/2/2019) siang.

Baca juga: Ini Strategi Ridwan Kamil untuk Pengembangan Bandara Kertajati

Di tempat yang sama, ibu balita tersebut, Listiani mengatakan, momen anaknya dipangku Gubernur Jabar Ridwan Kamil patut disyukuri.

"Iya mudah-mudahan kelak nasibnya lebih baik dari kami. Sekarang saja tetangga sampai warga lainnya, tiap ketemu kami itu bilangnya anak Pak Gubernur," ujarnya.

Listiani menuturkan, momen anak bungsunya ini berada dalam dekapan Kang Emil terjadi, saat dirinya menerima telepon dari tim Jabar Quick Respons.

Saat itu, Listiani dihubungi untuk ikut ke Kota Bandung dan bertemu Kang Emil, melalui program yang diinisiasi Pemprov Jabar yakni Temu Pemimpin Untuk Aspirasi Masyarakat (Tepas), di Gedung Negara Pakuan Bandung.

"Waktu itu, saya ketemu Pak Gubernur di acara Tepas itu bersama 6 warga, korban angin puting beliung lainnya asal blok C. Tapi berangkatnya bareng sama warga lainnya yang di blok lain," ucapnya.

Sayangnya, kata Listiani, ketika bertemu Gubernur Jabar itu, warga yang terdampak langsung angin puting beliung tidak sepenuhnya dapat menyampaikan unek-unek langsung kepada Kang Emil.

"Iya waktu itu yang bicara hanya perwakilan saja. Mungkin karena waktunya mepet jadi hanya sedikit yang bisa disampaikan, kurang puas, unek-uneknya gak keluar," akunya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com