Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irwan Suhanda
Editor dan Penulis

Editor dan Penulis

Intrik

Kompas.com - 20/02/2019, 16:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti intrik adalah penyebaran kabar bohong yang disengaja untuk menjatuhkan lawan. Bisa juga bermakna perilaku tokoh-tokoh yang bersekongkol untuk menjatuhkan tokoh lain.

Lalu apa sinonim (padanan) kata intrik? Menurut Kamus Tesaurus Bahasa Indonesia karya Eko Endarmoko, sinonim kata intrik adalah kerja sama, kolusi, konspirasi, perkomplotan, persekongkolan, persekutuan, rekayasa.

Dengan demikian, kata "intrik" konotasinya buruk, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang bersekongkol dalam mengemas kabar bohong untuk menjatuhkan orang lain. Kalau sekarang ini namanya hoaks.

Siapa pelaku intrik?

Siapa saja bisa menjadi pelaku intrik, tergantung kepentingannya. Pelaku intrik bisa dua atau sekelompok orang yang bersekongkol dan bermufakat jahat mengemas kabar bohong secara sengaja.

Pelaku intrik bisa saja politikus atau pelaku bisnis yang berambisi mengejar kekuasaan. Mereka ini biasanya sarat dengan kepentingan. Bisa kepentingan pribadi bisa kepentingan kelompok.

Pelaku intrik memiliki tujuan terselubung, tersembunyi. Sekilas sulit membedakan benar dan salah. Tampak samar karena intrik dikerjakan secara sistematis. Intrik seperti memasang jerat, yang terkecoh akan masuk perangkap.

Filsuf empiris asal Inggris, John Stuart Mill (1806-1973), mengatakan bahwa orang mudah percaya pada informasi yang belum tentu benar, bahkan terkadang tidak bisa membedakan mana yang benar mana yang salah. Agar tidak terjebak, perlunya bersikap rasional, bukan emosi semata.

Selain itu, pelaku yang melontarkan intrik sedapat mungkin mengundang perhatian orang banyak. Dengan demikian, diharapkan mendapat simpati dan dukungan dari pihak lain.

Pelaku intrik biasanya melontarkan hal-hal yang kontroversial, sama seperti isu yang tidak jelas ujung pangkalnya. Bisa secara halus, bisa juga kasar. Respons yang ditimbulkan bisa positif bisa juga negatif.

Bahkan, pelaku intrik pandai memanfaatkan media. Bisa media cetak, bisa media elektronik, atau media sosial yang sifatnya serentak.

Kalau pelaku intrik mau terang-terangan tampil di depan publik, biasanya menjaga citra dan penampilan.

Kalau perlu memiliki konsultan bahasa tubuh pribadi untuk membantu tampil agar tampak sebagai orang yang tulus, peduli, jujur, perhatian, walaupun pada kenyataannya tidak seperti itu (Allan & Barbara Pease, 2018).

Sifat intrik

Intrik sifatnya tidak fair dan mengadu domba. Penuh kebohongan dan tipu daya demi kepentingan sesaat. Tampaknya mengkritik, tetapi sebetulnya meremehkan dan melecehkan. Sengaja menimbulkan perselisihan dan perpecahan demi kepentingan seseorang atau sekelompok.

Intrik cenderung licik, bukan hanya membongkar kelemahan atau kekurangan seseorang saja, tetapi memberitakan kabar bohong yang berujung fitnah.

Intrik tidak pernah memikirkan bagaimana akibat sampingannya. Tidak perduli kawan jadi lawan. Tidak peduli kalau terjadi perpecahan. Tidak peduli mana yang benar mana yang salah. Yang utama tercapai tujuannya.

Tujuan intrik

Tujuan intrik untuk menjatuhkan kompetitor dengan strategi apa saja. Segala jalan ditempuh, lawan bisa menjadi kawan, kawan bisa menjadi lawan. Ujungnya memang mencari kekuasaan, baik politik maupun bisnis.

Persis seperti yang dikatakan Mochtar Lubis (1922-2004): "Untuk kepentingan orang yang berkuasa, maka sering pula yang haram menjadi halal, dan sebaliknya".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com