KOMPAS.com - Rasa ingin tahu manusia akan dunia dan isinya membuat mereka berlomba-lomba dalam melakukan penjelajahan.
Salah satu kendala yang banyak ditemukan saat penjelajahan adalah kondisi geografi bumi yang tergolong sulit dilalui.
Eksplorasi dan penjelajahan juga tak identik dengan laki-laki. Perempuan juga punya peran dalam sejarah. Misalnya, pada 20 Februari 1935, warga Norwegia bernama Caroline Mikkelsen tercatat sebagai perempuan pertama yang mencapai Antartika.
Namanya kian dikenal orang sebagai penjelajah perempuan. Bahkan, beberapa tempat di Antartika juga mengadopsi namanya untuk pencapaian tersebut.
Selain Caroline Mikkelsen, ada beberapa perempuan yang dikenal sebagai penjelajah dalam sejarah.
Baca juga: 20 Februari 1935, Caroline Mikkelsen Jadi Perempuan Pertama Capai Antarktika
Berikut adalah ulasannya:
Sebenarnya, Baret tidak diizinkan untuk menjadi awak di kapal angkatan laut, karena dia perempuan. Dengan demikian, dia harus menyamar sebagai seorang laki-laki.
Penyamaran ini membuatnya dekat dengan Philibert de Commerson. Keduanya bertemu karena hasrat yang sama, yaitu botani.
Ketika Commerson jatuh sakit di Mauritius, Baret merawatnya dengan baik. Setelah dia meninggal, Baret menikah dengan seorang tentara Perancis dan dia kembali ke Perancis.
Ketika baret kembali ke Prancis, Angkatan Laut memberikan penghormatan kepada "perempuan luar biasa ini". Dia lalu bekerja mengumpulkan spesies tanaman baru dengan memberinya uang pensiun.
Dilansir dari Telegraph, rute ini membawanya melintasi Amerika Serikat, melalui Asia dan Eropa, kemudian kembali ke Boston.
Dia berencana untuk menyelesaikan perjalanan dalam waktu kurang dari 15 bulan untuk memenangkan taruhan 10.000 dollar AS yang dipertaruhkan oleh dua pengusaha Boston.
Londonderry pada dasarnya bukan penjelajah atau berasal dari lingkungan penjelajah. Dia hanya perempuan biasa, migran Latvia berusia 24 tahun dari lingkungan miskin di West End Boston.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.